LOTENG—Pemimpin Redaksi (Pemred) Radar Mandalika, Lalu Bambang Kurniawan, berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar dunia jurnalistik dalam sesi sharing keredaksian bersama mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Mataram yang sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di kantor redaksi Radar Mandalika, (23/10)
Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa tampak antusias mengajukan berbagai pertanyaan seputar sistem kerja redaksi, alur penerbitan berita, hingga tantangan di era digital. Lalu Bambang menjawab setiap pertanyaan secara komprehensif, memberikan gambaran nyata tentang bagaimana sebuah berita lahir dari lapangan hingga sampai ke tangan pembaca.
“Struktur organisasi redaksi di Radar Mandalika terdiri dari pemimpin redaksi, redaktur atau editor, dan wartawan,” jelasnya membuka diskusi.
Ia menambahkan, pembagian tugas dalam tim redaksi dilakukan secara sistematis. Ia menekankan setiap pagi dilakukan briefing isu harian bersama redaktur dan wartawan untuk menentukan liputan.
“Wartawan turun ke lapangan sejak siang untuk mencari berita, menulis, dan mengirimkan naskah. Sore hingga malam, redaktur, editor, dan pemimpin redaksi melakukan penyuntingan berita — melakukan cek, ricek, hingga triple check agar tidak terjadi kesalahan, terutama dalam penempatan foto, caption, dan pendalaman isi berita,” terangnya.
Mengenai alur kerja, setiap wartawan dibebankan empat hingga lima berita per hari. Sementara itu, redaktur bersama pemimpin redaksi menentukan kelayakan berita untuk dimuat.
“Menjelang Magrib, seluruh berita sudah harus terkumpul untuk proses penyuntingan akhir,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan seputar adaptasi redaksi terhadap tren media digital, Bambang menuturkan bahwa konten untuk media online dibuat lebih padat dan langsung ke inti (to the point), sementara berita koran tetap disajikan dengan data yang lebih lengkap, sudut pandang luas, dan ketelitian tinggi.
“Tantangan terbesar kami saat ini adalah menjaga kualitas. Kita buat berita itu penting, jangan yang penting berita atau jangan asal setor berita,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang juga menjelaskan hubungan kerja antara bagian redaksi, iklan, dan percetakan yang saling berkaitan.
“Iklan dan advertorial serta pemasaran turut menopang keuangan perusahaan untuk mendukung operasional,” ujarnya.
Untuk menghindari miskomunikasi antaranggota, redaksi Radar Mandalika menerapkan sistem pembagian fokus liputan berdasarkan bidang dan wilayah.
“Ada wartawan yang menangani pemerintahan, DPRD, pendidikan, dan pemerintahan desa, ditambah biro di setiap daerah seperti KLU, Lombok Timur, Lombok Barat, Mataram. Hingga penambahan rubrik pemberitaan Sumbawa, Bima, dan Dompu,” papar Bambang.
Terkait tekanan dari pihak luar, terutama dalam pemberitaan yang kontroversial, Bambang menegaskan pentingnya prinsip check and balance.
“Berita harus berimbang. Jika ada kesalahan, wartawan wajib segera klarifikasi dan menyiapkan rekaman sebagai bukti,” imbuhnya.
Menutup sesi tersebut, Bambang menyampaikan bahwa redaksi kini tengah mengembangkan sejumlah inovasi untuk meningkatkan efisiensi kerja dan menyesuaikan diri dengan segmen pembaca.
Kegiatan sharing tersebut berlangsung hangat dan interaktif. Mahasiswa KPI UIN Mataram pun mengaku mendapat banyak wawasan baru mengenai dunia jurnalistik dan manajemen keredaksian di media cetak maupun online. (Ghea & Tim PKL)
