LOBAR—Produktifitas padi di Lombok Barat (Lobar) mengalami peningkatan pada panen raya tahun ini. Peningkatannya mencapai sekitar rata-rata 2 ton per hektare dibandingkan tahun lalu. Kepala Dinas Pertanian (Distan) Lobar, Hj Damayanti Widyaningrum mengatakan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hasil produktifitas padi di Lobar mencapai kisaran 6,8-7,9 ton per hektare.
“Tahun kemarin rata-rata produktifitas padi di Lobar hanya 5,4 ton per hektare,” terang Damayanti yang dikonfirmasi disela Panen Raya di Desa Rumak Kecamatan Kediri, Senin (7/4).
Untuk panen raya yang berlangsung di Kecamatan Kediri, hasil produktifitas padi mencapai 7,2 ton per hektare. Meningkat dari tahun lalu yang hanya 6,8 ton per hektar. Bahkan di Rumak dari dua kelompok tani di desa itu, panen raya mencapai 63 hektare.
“Hari ini kita serentak panen raya se Indonesia dengan pak Presiden Prabowo. Di Desa Rumak ada 63 hektare yang di panen dari kelompok tani Bina Makmur dan Sumber Makmur. Untuk hari ini di panen 30 hektare, besok sisanya 33 hektare,” jelasnya.
Peningkatan produktifitas padi pada panen raya itu membuat stok pangan Lobar untuk beberapa bulan ke depan mengalami surplus. Kelebihan cadangan padi itu bisa mencapai sekitar 20-25 ribu ton. Bahkan diperkirakan akan terus meningkat di tahun ini pada masa panen berikutnya. Sebab diketahui Pemkab Lobar sudah menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Lobar seluas 12.331 hektare dan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) 13.125 hektare.
“Rata-rata produktifitas tanaman padi kami bagus-bagus,” kata wanita berjilbab tersebut.
Tidak hanya dari sisi kuantintas, Damayanti juga mengaku kualitas hasil padi di Lobar juga bagus. Baik dari sisi kadar air dan kadar hampa padi. Bahkan Bulog langsung membeli gabah padi kering hasil panen raya di Kediri yang mencapai 7,8 ton dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
“Setelah dicek Bulog, kadar airnya bagus dan kadar hampanya juga bagus yang biasanya batas toleransi 10 persen, tetapi padi kita hanya 2,3 persen. Makanya langsung dibayar Bulog,” bebernya.
Ia mengaku peningkatan produktifitas padi di Lobar tidak terlepas dari ketersediaan air untuk pengairan sawah dan pupuk bersubsidi bagi para petani. para petani bahkan bisa menerima dua kali lipat pupuk bersubsidi pasca pemangkasan prosedur.
“Itu juga salah satu yang meningkatkan,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Bulog Kanwil NTB Musazkin Said yang turun langsung di panen raya mengakui kualitas hasil produktifitas padi Lobar. Bahkan gabah kering panen Lobar di angka 28 persen dengan kadar hamba di 2 persen, jauh dari standar toleransi Bulog 10 persen.
“Ini sangat menarik buat Bulog karena mempercepat proses penerimaan barang,” pungkasnya. (win)