SUMBAWA BARAT – Di antara perbukitan hijau dan ekosistem pesisir Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), tersimpan kekayaan hayati yang menjadi warisan masa depan. Menyadari bahwa keberlanjutan operasional harus berjalan selaras dengan kelestarian alam, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, resmi memperkuat komitmennya melalui kemitraan strategis bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat.

Kemitraan ini dibangun atas kesepahaman bersama untuk mewujudkan perlindungan lingkungan hidup yang lebih terintegrasi. Melalui sinergi ini, koordinasi dalam menjaga ekosistem di wilayah lingkar tambang diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan berdampak luas.

Kolaborasi tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan perjanjian penguatan fungsi Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE) di tiga lokasi prioritas: Cagar Alam Pedauh, Cagar Alam Jereweh, dan Taman Wisata Alam Danau Rawa Taliwang. Kerja sama ini mencakup pengawasan kawasan, perlindungan flora dan fauna endemik, pengembangan pusat informasi penelitian, hingga pemberdayaan ekonomi hijau bagi masyarakat sekitar.

Salah satu implementasi nyata dari kolaborasi ini dilakukan di Cagar Alam Jereweh melalui upaya pelestarian Kakatua Jambul Kuning, burung endemik yang kini statusnya terancam punah. Program ini melampaui sekadar perlindungan satwa; AMMAN menempatkan masyarakat lokal sebagai garda terdepan pelestarian. Warga diberdayakan untuk terlibat aktif dalam pemantauan habitat sekaligus menjadi edukator konservasi. Dengan model ini, perlindungan alam tidak lagi menjadi beban, melainkan jalan bagi peningkatan kesejahteraan warga melalui harmoni dengan lingkungan.

Kartika Octaviana, Vice President Corporate Communications AMMAN, menekankan pentingnya kolaborasi jangka panjang ini. ”Di AMMAN, kami meyakini bahwa setiap derap langkah perusahaan harus meninggalkan jejak yang menghidupkan. Kerja sama dengan BKSDA NTB ini merupakan satu dari berbagai rangkaian kemitraan strategis kami untuk memastikan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan. Kami ingin memastikan bahwa keindahan dan kekayaan hayati Sumbawa Barat tidak hanya menjadi cerita bagi anak cucu kita, tetapi sebuah warisan nyata yang terus tumbuh. Ini adalah upaya kami: menambang dengan tanggung jawab, menjaga dengan hati,” ujarnya.

Inisiatif ini memperkuat rekam jejak lingkungan AMMAN yang telah berjalan, mulai dari reklamasi lahan pascatambang dengan spesies lokal, konservasi penyu di kawasan pesisir, hingga pengelolaan limbah berbasis prinsip reduce, reuse, dan recycle.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Balai KSDA NTB, Budhy Kurniawan, berharap sinergi ini menjadi pemantik bagi pengelolaan keanekaragaman hayati yang lebih mumpuni dan mampu memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat di sekitar kawasan konservasi.

Direktur Perencanaan Konservasi, Ahmad Munawir, S.Hut., M.Si., turut memberikan apresiasinya, “Kerja sama dengan Balai KSDA NTB yang dilandasi prinsip saling percaya dan saling memberi manfaat ini adalah pengejawantahan nyata dari ‘good mining practice’ yang dijalankan oleh AMMAN.”

Melalui kemitraan ini, AMMAN membuktikan bahwa kemajuan industri dan kelestarian alam bukanlah dua hal yang saling meniadakan, melainkan dapat berjalan beriringan demi masa depan Indonesia yang lebih hijau. (*)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *