F/UIN Mataram IST (RADAR MANDALIKA)

MATARAM – Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram menegaskan komitmennya memperkuat peran pesantren dalam sistem pendidikan nasional. Upaya ini diwujudkan melalui HalaqahPenguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren dengan mengusung tema “Transformasi Peran Pesantren sebagai Basis Pembangunan SDM Indonesia Emas 2045”, yang berlangsung di Auditorium UIN Mataram. Sabtu (15/11).

Kegiatan ini dihadiri Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Pendidikan Ma’had Aly di Direktorat Pesantren Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Mahrus, Rektor UIN Mataram, Profesor Masnun beserta civitas akademika UIN Mataram. Selanjutnya narasumber kegiatan TGH. Munajib Khalid selaku pimpinan Pondok Pesantren Al Halimy Lombok Barat serta Profesor TGH. Zainal Arifin selaku Sekretaris jendral PBNW dan Pimpinan PondokPesantren Munirul Arifin NW Lombok Tengah. Serta dihadiri para pimpinan atau perwakilan pondok pesantren dari berbagai daerahsebanyak 200 peserta.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Profesor. Pratikno terlibat dalam acara ini sekalipun tidak hadir secara langsung sebagai Keynote Speaker melalui virtual dengan memberikan materi tentang Transformasi Peran Pondok Pesantren Sebagai Basis Pembangunan SDM Indonesia Emas 2045.

Rektor UIN Mataram, Profesor Masnun menyampaikan rasa hormat dan apresiasi atas kehadiran para tokoh, narasumber, dan peserta halaqah. Ia menegaskan bahwa kesempatan bagi UIN Mataram menjadi tuan rumah kegiatan strategis ini merupakan bentuk kepercayaan yang sangat berarti.

“Kami berterima kasih kepada Dirjen Pendis Kemenag RI karena telah mempercayai UIN Mataram sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan halaqah ini. Ini adalah amanah dan kehormatan besar bagi kami,”ungkap Rektor.

Profesor Masnun juga menjelaskan bahwa rencana pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren adalah bukti kuat bahwa negara memberi rekognisi besar kepada pesantren sebagai pilar penting peradaban nasional.

“Kebijakan pemerintah untuk menambah Ditjen Pesantren adalah bukti nyata bahwa negara hadir di pesantren. Presiden sangat serius menunjukkan kepedulian pada dunia pesantren. Ini bentuk rekognisi besar terhadap kontribusi pesantren dalam membangun peradaban bangsa. Kurang lebih 12 juta santri dan 42.369 pesantren di Indonesia menunjukkan besarnya sumbangsih pesantren bagi bangsa.” tegasnya.

Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly Direktorat Pesantren Kemenag RI, Mahrus mewakili Dirjen Pendis Kementerian Agama RI, secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya ia menegaskan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua dan paling otentik di Nusantara.

“Pesantren adalah lembaga pendidikan Nusantara yang paling otentik, paling asli, dan telah menjadi rumah besar pembentukan tradisi keilmuan Islam di Indonesia,” terangnya.

Ia berharap halaqah ini dapat menghasilkan rumusan penting untuk penguatan kelembagaan pesantren, terutama dalam menyambut kebijakan baru pendidikan Islam yang terus berkembang.

“Semoga halaqahini menjadi ruang bertukar gagasan, memperkuat jaringan, dan menghadirkan solusi bersama bagi kemajuan pesantren di Indonesia.” pungkasnya. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *