LOBAR—Sistem pendidikan yang diterapkan Lentera Hati Islamic Boarding School diapresiasi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu’ti. Karena sistem pendidikan inklusi, bermutu, dan berorientasi kepada masa depan penerus bangsa.
Hal itu dipastikan saat Menteri pendidikan itu mengunjugi langsung Pondok Pesantren tersebut di Sesela, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat (Lobar), Selasa (21/10). Didampingi hampir seluruh dirjennya, kunjungan itu dihadiri juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani, Wakil Gubernur NTB Hj Siti Indah Damayanti Putri. Melihat anak berkebutuhan khusus di sekolah itu menerima pendidikan yang sangat layak.
“Semakin membuat saya optimis Indonesia generasi emas 2045 akan terwujud kalau lembaga pendidikannya sama seperti di Lentera Hati,” ujar Abdul Mu’ti.
Ia menilai pendidikan harus bisa memuliakan, memanusiakan, dan mengembangkan fitrah manusia.
“Saya ingin menegaskan pendidikan itu harus memiliki proses di dalamnya saling menghormati antara satu dengan yang lain. Di lembaga pendidikan ditanamkan rasa cinta, sikap saling menghormati,” jelasnya.
Bahkan ia mengatakan tidak ada toleransi kepada segala bentuk kekerasan maupun perundungan yang terjadi di lembaga pendidikan. Sebab tak dipungkiri, kejadian itu masih ada terjadi.
“Oleh karena itu dengan prinsip pendidikan yang memuliakan manusia kita menempatkan semua insan pendidikan dan menerima mereka apapun perbedaannya,” tegasnya.
Menurutnya pendidikan inklusi sudah sangat baik diterapkan Lentera Hati. Selain memberikan pendidikan yang layak bagi para anak berkebutuhan khusus. Juga memberikan kesempatan para anak berkebutuhan khusus itu tampil menunjukan kemampuannya.
“Pola pendidikan inklusi yang diterapkan Lentera Hati memberikan penegasan kepada kita bahwa apapun keadaan fisiknya, mereka berhak mendapat pendidikan yang terbaik. Sehingga mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak Indonesia yang berkembang,” pujinya.
Pada kesempatan itu Mendikdasmen memberikan bantuan kepada Lentera Hati Islamic Boarding School untuk pengembangan sekolah tersebut. Terlebih Lentera Hati menjadi pilot proyek lembaga pendidikan yang zero kekerasan.
Sementara itu, Pengasuh Lentera Hati Islamic Boarding School Abah Muazar Habibi berterima kasih atas kunjungan Mendikdasmen ke pondok pesantrennya (Ponpes). Momen itu dimanfaatkan pihaknya untuk memberikan penganugrahan kepada Mendikdasmen sebagai Kiai Menteri.
“Kita berikan momen bersejarah kepada beliau di momen Hari Santri. Meski secara formal beliau sudah disebut Kiai, tetapi Kiai Menteri belum ada,” ungkapnya.
Diakuinya Kementerian Pendidikan RI menjadikan Lentera Hati salah satu pilot proyek Ponpes zero bullying. Terlebih sekolah itu juga sudah menerapkan pendidikan inklusi.
“Itu terus kami jaga, dan menjadi martabat serta marwah bagi kami untuk menunjukan bahwa Ponpes itu bisa santun dan memberikan contoh penuh kasih sayang di dalamnya (pendidikan),” jelasnya.
Meski diakuinya cukup banyak tantangan yang masih dihadapi pihaknya, terutama arus pergaulan media sosial. Namun hal itu terus dihadapi demi menjadikan para generasi anak bangsa itu memiliki ahlak dan adab yang baik.
“Alhamdulillah meski Lentera Hati menggunakan konsep digitalisasi, tetapi kami punya sistem filter pada wi-fi untuk membetengi anak, sehingga perjalanan akses media sosial bisa diketahui,” bebernya.
Saat disinggung terkait bantuan yang diberikan Kemendikdasmen, Abah Muazar mengaku belum mengetahui bentuk bantuan itu seperti apa nantinya. Namun yang pasti pihaknya berkomitmen tetap menjaga marwah pendidikan agar generasi yang dicetak juga baik.
“Ponpes mungkin bukan satu-satunya lembaga pendidikan yang terbaik. Tetapi Ponpes itu menjanjikan diajarkan tentang adab 24 jam. Dan itu akan berpengaruh kepada perilaku mereka,” pungkasnya. (win)
