MATARAM – Dari statement mantan Ketua DPD I Golkar NTB, H Moh. Suhaili FT akan keluar dari partai pohon beringin. Sejumlah partai politik (Parpol) di NTB mulai buka diri untuk Suhaili. Apalagi kabarnya Suhaili ingin keluar karena kecewa dari proses dan hasil Musda yang dimenangkan Mohan.
Adapun parpol yang buka pintu untuk Suhaili. PKB, NasDem, Gerinda, Demokrat termasuk juga PKS. Namun masing parpol ini tidak mau bicara soal posisi jabatan diberikan ke Suhaili ketika bergabung nantinya.
Ketua DPW PKB NTB, Lalu Hadrian Irfani mengatakan, PKB dengan sangat terbuka untuk Suhaili ketika ingin bergabung dengan partai besutan Muhaimin Iskandar itu.
“Monggo, kita buka pintu yang selebar lebarnya,” kata Hadrian, kemarin.
PKB partai yang terbuka bagi siapa saja yang hendak memperjuangkan masyarakat luas. Sebagai sahabat Uhel sejak lama, Ari sapaannya tampak dengan senang hati menerima kedatangan mantan petinggi Golkar dua periode itu.
“Ngiring PKB terbuka,” ucapnya.
Uhel kata Ari, dikenal politisi papan atas. Sepak terjangnya di dunia politik cukup diperhitungkan oleh politisi lain. Apalagi basis masa organisasi Yatofanya jelas. Keberhasilan Yatofa mengantarkan karir politiknya nyata adanya. Mulai dari anggota DPRD NTB lalu menjadi Bupati dua periode di Gumi Tatas Tuhu Trasna itu.
Menurut Ari, jika benar Uhel akan keluar tentu lebih cocok bergabung dengan PKB. “Jika beliau benar keluar dari Golkar, saya rasa beliau lebih cocok bergabung ke PKB,” ungkap ketua Fraksi PKB DPRD NTB itu.
Ari tidak terlalu memikirkan ideologi Golkar akan menjadi penghambat untuk bergabung. Uhel diyakini akan cepat beradaptasi dengan partai yang dipimpinnya itu.
“Insya Allah beliau bisa dan gampang beradaptasi,” ungkapnya.
Sayangnya PKB tidak berani menyiapkan tempat (posisi strategis) di partai. Ketika dihubungi jabatan yang ditawarkan, Ari memilih diam.
Tidak saja PKB, NasDem pun ikut buka suara. Ketua DPW Partai NasDem NTB, Muhammad Amin tidak mempersoalkan Uhel gabung di partai besutan Surya Paloh itu. Namun Amin menegaskan NasDem membuka pintu bukan istilahnya menampung melainkan menerima kedatangannya untuk bergabung. Tidak saja Uhel yang akan dibukakan pintunya termasuk juga mantan Walikota Mataram, Ahyar Abduh pun dibukakan pintu.
“Kita kan partai terbuka, siapapun (mau gabung). Tapi bukan istilahnya menampung-menampung. Karena beliau-beliau itu kan senior. Tapi Partai NasDem itu terbuka untuk siapapun yang berminat bergabung,” kata Amin terpisah.
Dijelaskan dia, hubungannya dengan Suhaili telah lama terjalin. Sebelum memegang pucuk kepemimpinan NasDem, mantan Wakil Gubernur era TGB itu merupakan Sekretaris Golkar saat itu. Meski saat itu Amin diberhentikan alias dipecat oleh Uhel pada April 2016 lalu. Amin dikenal politisi yang tidak pernah dendam. Semua persoalan dijawab dengan senyum.
Namun demikian Amin menyarankan Uhel agar tetap di Golkar. Apalagi Golkar partai yang membesarkan dirinya. Di partai besutan Airlangga Hartarto itu Uhel termasuk kader senior.
“Kalau saya sarankan beliau-beliau (Uhel, Ahyar itu di Golkar karena beliau-beliau senior Golkar),” sarannya.
Menurut Amin, tidak mungkin kedua senior Golkar itu mau berlabuh ke partai lain. Apalagi ke NasDem. Soal adanya pernyataan Suhaili yang akan mendeklarasikan diri keluar dari Golkar pasca-Musda, Amin yakin itu tidak akan dilakukan.
“Beliau-beliau itu adalah kader-kader senior di Golkar dan sudah berkiprah, memberikan kontribusi, maka tidak segampang itu meninggalkan Golkar,” katanya.
“Tapi seumpamanya sudah jadi tekad, ya saya kira kita partai terbuka kita di NasDem ini,” tambahnya.
Gerindra pun memberikan sinyal sama bagi Uhel untuk bisa bergabung. Sikap pindah partai ke Gerindra sangat mungkin. Ali mendengar kabar Uhel akan keluar dari Golkar. Namun ia tidak mungkin masuk di dapur orang (mengomentari). Itu merupakan urusan Uhel dan Golkar. Gerindra partai yang sangat menghormati proses yang berkembang pada masing-masing partai. Tetapi berkaitan dengan pindah partai jika hal itu terjadi dan memilih Gerindra sebagai baju baru bagi Uhel, Ali pasti welcome.
“(Mungkin kah bergabung?) Sangat mungkin,” kata Sekwil DPD Gerindra NTB Ali Utsman Ahim.
Hal yang ditekankan di Gerindra kesamaan visi-misi dengan partai dalam berjuang mewujudkan Indonesia yang adil dan Makmur.
“Gerindra partai terbuka, siapa saja boleh bergabung apalagi pak Uhel,” ucap Ali.
Uhel dikenal politisi yang cukup populer di NTB. Tidak heran bila partai partai di NTB akan sangat terbuka menerima termasuk partai besutan Prabowo Subianto itu. Diakui Ali komunkasi Gerindra dengan Uhel sejauh ini belum terjalin.
“Beliau kan tokoh yang cukup populer di NTB,” katanya.
Namun lagi lagi posisi strategis belum dapat dipastikan. Ali tidak ingin berasumsi.
“(Jabatan yang ditawarkan?) Kita liat saja nanti, kami tidak bisa berasumsi,” ungkapnya.
“Kan Uhel itu salah seorang tokoh NTB, Loteng khususnya. Beliau pernah menjadi Ketua DPRD, Bupati dua priode. Beliau juga putera seorang tokoh agama yang terkenal dan punya pengaruh kuat di masyarakat Loteng khususnya,” ungkap ketua DPD Demokrat NTB, TGH Mahalli Fikri yang juga dikonfirmasi terpisah.
Untuk itu Demokrat pun akan sangat welcome menerima kedatangannya.
“Demokrat partai terbuka. Maka sekiranya beliau keluar dari Golkar dan menjadikan Demokrat sebagai pilihan dan rumah baru beliau, tentu dengan senang hati kami menyambut dan mengucapkan Well Come … Ahlan Wasahlan,” ucap Mahalli.
Golkar dan Demokrat ada kesamaan ideologi Politik. Golkar itu partai nasionalis sementara Demokrat merupakan partai nasionalis namun ditambah dengan religius.
Sehingga Mahalli melihat meski pernah karatan di Golkar tetapi Uhel akan dengan mudah beradaptasi. Sehingga akan cepat nyambung.
“Jadi pasti nyambunglah,” katanya.
Ditanya posisi yang akan disiapkan Demokrat, Mahalli tidak bisa memastikan hal tersebut.
“Tidak etis menawarkan sesuatu atas hal yang belum jelas dan belum pasti. Inikan masih wacana saja,” ungkap Ketua Fraksi Demokrat DPRD NTB itu.
Meski partai terbuka untuk seluruh warga Indonesia namun yang perlu diketahui partai juga merupakan kader. Artinya setiap orang yang mau gabung harus ikut kaderisasi partai dan penjenjangan keanggotaan dari awal dulu secara bertahap sesuai AD/ART.
“Siapapun yang siap mengikuti mekanisme keanghotaan/pengkaderan partai, PKS menerim dengan tangan terbuka. (Apalagi) beliau politisi senior, Insya Allah kalau beliau mau, Insya Allah banyak partai dengan tangan terbuka menerima beliau,” ujar ketua DPW PKS NTB, Yek Agil
Uhel tidak bisa dengan mudah menerima posisi jabatan strategis di partai. AD/ART partai sudah mengatur secara detail tentang syarat minimal jenjang keanggotaan yang harus dipenuhi untuk duduk di sebuah jabatan di partai dari pengurus ranting (desa) sampai dengan DPP.
“Setiap orang yang akan menjadi anggota PKS harus ikut kaderisasi partai dan penjenjangan keanggotaan dari awal dulu secara bertahap sesuai AD/ART,” ujarnya.
“Kecuali ada organ partai yang bernama dewan pakar/kehormatan yang tidak mempersyaratkan jenjang keanggotaan, berisi tokoh tokoh yang bersedia memberikan pemikiran pemikiran untuk kemajuan partai demi meningkatkan pelayanan kepada rakyat,” pungkasnya. (jho)