PRAYA – Jelang Idul Adha tahun 2022, jumlah populasi kambing yang terkena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lombok Tengah (Loteng) masih sangat sedikit. Itu artinya, kambing relatif lebih aman dari sedangkan PMK. Berbeda dengan sapi yang lebih banyak terkena penyakit tersebut.
“Kasus pada kambing tidak setinggi pada sapi,” terang Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Loteng, Taufikurrahman Pua Note pada Radar Mandalika, pekan kemarin.
Sebenarnya, potensi tertularnya kambing sama dengan sapi. Namun populasi kambing yang terserang virus PMK relatif sedikit. Kenapa, karena daya tahan tubuh kambing lebih kuat terhadap serangan virus PMK dibandingkan sapi atau kerbau.
“Namun kejadian dengan ciri-ciri serangan PMK tetap ditemukan,” jelas Arman.
Berdasarkan data Dispertan Loteng, populasi hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing yang terkena virus PMK ini mencapai 19.531 ekor. Dari jumlah itu, ternak yang sudah sembuh mencapai 9.339 ekor.
Arman merincikan, sapi yang terkena PMK mencapai 18.934 ekor tapi yang sudah sembuh mencapai 9.399 ekor, kerbau yang terkena PMK mencapai 392 ekor tapi yang sudah sembuh mencapai 224 ekor. Sedangkan kambing yang terpapar mencapai 205 ekor tapi yang sudah sembuh ada 120 ekor.
Seorang pedagang kambing yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, hewan kurban yang dijualnya merupakan kambing sehat. “Alhamdulillah sehat,” kata Muhammad pada Radar Mandalika.
Kambing yang dijualnya berkisar seharga Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Ia berharap, hasil penjualan kambing jelang Idul Adha tahun ini lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya. Karena pandemi Covid-19 berdampak terhadap turunnya daya beli masyarakat untuk membeli kambing. (zak)