JAKARTA – Seleksi calon direksi Bank NTB Syari’ah (BNS) tengah berlangsung di Jakarta. Pelaksanaannya tertutup, ketat dan profesional. Mereka yang melamar tidak saja dilihat dari Curriculum Vitae (CV) diatas kertas, melainkan tim Pansel menggali kemampuan kandidat lebih mendalam.

Para kandidat diharuskan melakukan presentasi arah BNS menjadi lembaga yang membanggakan seperti Aspirasi Pemegang Saham (APS), Aspirasi Publik dan Aspirasi Stakeholder lainnya.

“Inilah yang kita gali lebih dalam melalui deep interview nya. Tim Pansel melakukan interview untuk menggali tidak saja sisi adminsitratif (CV) tapi juga kompetensi, backroud dan trek record,” ungkap Anggota Tim Pansel Lalu Dodot Patria di Jakarta Rabu, (28/05).

Pansel perlu mendengarkan komitmen diri kandidat. Komitmen tersebut dijabarkan melalui tahap wawancara secara komprehensif. Disempurnakan dengan kompetensi, treck record lalu eksposure (paparan) Portofolio.

“Nah hubungan dari tiga ini kemudian harus dibuktikan dilevel standar operasional. Bisa diimplementasikan sesuai dengan Aspirasi Pemegang Saham (APS),” terangnya.

Dijelaskannya, menjadi direksi harus memiliki kemampuan komprehensif. Mengelola BNS tidak hahya penguasaan pada aspek teknologi ataupun operasionalnya saja. Lebih dari itu, kandidat direksi harus menguasai hal yang lebih stratejik dan menyeluruh. Sehingga ekspektasi dari tiga stakeholder itu bisa terwujud.

“Masyarakat pasti punya ekspektasi. Pemegang Saham (PS) memiliki ekspektasi. Stakeholder lain pun sama memiliki harapan besar di Bank NTB Syariah ini. Jadi ekspektasi ini milik semua. Sehingga mereka (kandidat) harus terbuka,” tegasnya.

Mempertemukan ekspektasi publik dan pemegang saham dibutuhkan keahlian. Maka mengukur itu kandidat direksi didalami keahlian menyeluruh oleh Pansel.

“Srateginya, treck record nya, managing stake holdernya,” kata Patria.

Miq Patria sapaannya menjelaskan sebagai sebuah lembaga perbankan, isu paling utama adalah kepercayaan yang berlandaskan pada regulasi. Menariknya, lembaga perbankan khususnya BNS ini, satu industri yang high regulated (diatur pemerintah), diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Mengingat Syariah, maka pengelolaannya menganut prinsip syariah secara menyeluruh. Tugas penting direksi memastikan BNS harus in line dengan peraturan lembaga pusat dan Pemda.

“At least dari regulasi yang ada itu, lalu dikaitkan dengan pertanyaan kepatuhan. Maka konsen kami apapun perbankan nya, maka tata kelola menjadi kewajiban. Ketika dikelola dengan baik maka trust nya akan timbul,” terangnya.

Miq Patria kembali menegaskan Pansel tidak hanya menggali profil yang termuat didalam kertas, melainkan kandiat direksi juga diminta paparan. Dari paparan itu lalu diuji, intesifitasnya seperti apa.

“Contoh sederhana, bagaimana di level teknis diselesaikan, soal IT segala macam. Isu-isu yang kemudian terjadi meski bukan sesuatu yang negatif tetapi apa yang perlu ditingkatkan, dijawab, diselesaikan segera dan penyelesaian tepat. Itu kata kuncinya,” tegasnya.

Berikutnya Pansel juga konsen bagaimana kandidat direksi membawa BNS memberikan kontribusi penting bagi ekonomi masyarakat pelaku UMKM.  “Itu pasti kami dalami juga,” katanya.

Meski Pansel dalam kapasitas menilai, tetapi mereka juga melihat apa aspirasi pemegang saham maupun aspirasi masyarakat NTB umumnya. Perbankan tidak saja menampung keuangan, mencairkan gaji ASN. Namun BNS dapat memberikan kontribusi ekonomi yang dapat dirasakan masyarakat khususnya pelaku UMKM.

“Dari pertanyaan yang disampaikan itu, kami memverifikasi apakah ada konsen, strategi nya seperti apa, supaya at least dari produk yang dikeluarkan dalam bentuk rekomendasi calon direksi minimal ketemu. Dalam posisi itu kami mendorong, kompetensi, kualifikasi, pengalaman, exposure, equpiment itu bisa sampai. Jadi kami bukan hanya bertanya soal CV nya saja, tapi beyond,” sambung Miq Patria.

Bagaimana Portofolio kandidat? Miq Patria mengatakan yang mendaftar rata-rata bankers. Dari paparan masing-masing mereka berpengalaman di perbankan, ditambah lagi bergelut di bidang pembiayaan.

“Secara umum hasil yang kami lihat mayoritas dari perbankan,” katanya.

Pendaftar Putra daerah?

Miq Patria mengatakan antusias putra daerah mendaftar cukup tinggi. Awalnya, stigma yang terbangun, tidak akan ada putra daerah yang tertarik ikut seleksi. Apalagi dari proses yang dilakukan gubernur diharuskan melalui penjaringan. Mereka yang orang lokal bukan saja asal mendaftar namun konsisten mengikuti apa yang dipersyarakatkan Pansel.

“Menariknya, dari proses yang dilakukan gubernur, stigma awalnya tidak ada yang tertarik. Tetapi, antusias putra daerah luar biasa. Kami apresiasi para kandidat yang selalu siap mengikuti proses dari awal sampai akhir. Beberapa persyaratan kita minta untuk membuat, dibuat. Exposure dari dalam maupun dari luar tidak ada yang tertinggal. Artinya kandidat melihat Bank NTB Syariah itu sebagai entitas, ada harapan disana,” ungkapnya.

Kamis (29/05) menjadi jadwal terakhir para kandidat direksi mengikuti tahapan wawancara. Dalam seleksi yang diikuti 25 panelis itu akan mengisi lima posisi direksi yakni Direktur Utama, Direktur Dana dan Jasa, Direktur Pembiayaan, Direktur Keuangan dan Operasional, serta Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *