PRAYA—Dukungan terhadap pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB nomor urut 3 Lalu Muhamad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) terus mengalir di Pilkada 2024.

Tiga komunitas yakni Djogja Coonection, Batur Ite dan Gen Z Bintang 9 menggelar silaturahmi dan konsolidasi untuk pemenangan Iqbal-Dinda, Minggu (6/10). Mereka berkumpul dan merapatkan barisan di salah satu cafe kawasan Praya, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).

Koordinator Djogja Connection, Tantowi Jauhari mengatakan, ia berharap barisan tim pemenangan Iqbal-Dinda seirama dalam memenangkan Iqbal-Dinda di Pilkada NTB pada 27 November mendatang. Mengingat sosok Iqbal yang juga merupakan alumni mahasiswa Djogja, yang sangat erat hubungannya dengan bagaimana perjuangan dan kesetiakawanan sebagai mahasiswa semasa kuliah.

“Selain alumni Djogja, kita juga merangkul beberapa komunitas lainnya seperti Batur ITE Iqbal Dinda, Gen Z Bintang 9, dan kemudian petani milenial hidroponik, pegiat lingkungan, kemudian nanti akan menggandeng sopir atau pengendara pikap untuk kita ajak mendukung Iqbal-Dinda ini,” ungkapnya.

Adapun, penggalangan dukungan ini tentu menjadi hal yang sangat menarik. Dimana adanya semua dukungan ini dikarenakan visi misi Iqbal-Dinda yang sangat relevan dengan bagaimana kondisi NTB saat ini. Banyak sekali persoalan di Gumi Gora yang belum dapat dituntaskan oleh Gubernur sebelumnya.

Kemudian Juru Bicara Lalu Muhamad Iqbal, Ahmad Munjizun mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi  kegiatan silaturrahmi dan deklarasi yang digelar ini untuk memenangkan Iqbal-Dinda. Dimana ada beberapa hal yang sangat penting untuk dituntaskan, diantaranya,  persoalan kegalauan para generasi muda yang mengkhawatirkan dengan maraknya pergaulan dan budaya literasi yang mulai pudar, hingga persoalan beasiswa yang seolah hanya bagi orang-orang tertentu. Kemudian soal ketenagakerjaan dan industrialisasi yang dapat memakmurkan masyarakat petani dan pekerja lokal.

“Kita sudah punya banyak petani, tapi permasalahannya adalah ekosistem ini belum mendukung mereka untuk maju. Kalau misalnya kita punya nelayan apakah sudah ada disitu mereka mau jual kemana industri pengolahan kita dimana, maka kita harus persiapkan semuanya dari hulu ke hilir, itulah yang kemudian akan dicoba dipecahkan oleh Muhammad Iqbal dalam lima tahun ke depan,” jelasnya.

Kemudian para petani yang mengeluhkan soal harga pupuk mahal kemudian harga gabah anjlok saat panen. Hal ini katanya soal bagaimana menata regulasi dan mengontrol pasar di sektor pertanian. Kemudian soal pupuk ini bagaimana daerah mampu mengadakan pabrik yang mampu membuat pupuk untuk para petani tanpa harus menunggu dari pusat.

“Kemudian beasiswa untuk mahasiswa NTB dari non APBD ini artinya kita kan menggunakan  sumber-sumber lain yang bisa digunakan di luar seperti menggunakan CSR. Jelas kita akan menggandeng perusahaan-perusahaan besar yang mendukung itu, namun juga perlu dipersiapkan generasi muda ini supaya dapat memenuhi standart dan kualifikasi beasiswanya,” ungkapnya.

“Beasiswa luar maupun dalam negeri itu sangat banyak, kalau kita bisa siapkan mahasiswa sesuai kebutuhan beasiswa itu maka ribuan beasiswa bisa kita adakan setiap tahun. Dan, pengalaman saya apabila perusahaan yang memberikan beasiswa bisa saja kita lansung digaji puluhan juta saat masih kuliah,” tambahnya. (tim)

 

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *