IST/RADARMANDALIKA.ID RESAH: Suasana pertemuan warga Desa Serage dengan pemerintah kecamatan setempat.

PRAYA – Warga Desa Serage, Kecamatan Praya Barat Daya mendadak resah. Diduga gara-gara ada kegiatan pengajian yang terindikasi mengarah ke aliran sesat. Hal ini menyebabkan warga beraksi, Senin pagi (19/5). Warga pun difasilitasi Camat Praya Barat Daya, Zaenal Mustakim melakukan pertemuan.

Menurut keterangan Bhabinkamtibmas Serage, BRIPKA Indra bahwa keresahan ini berawal dari adanya syarat mengunakan kain putih, rokok 1 bungkus dan uang Rp 200.000 serta uang kas Rp 750.000. Selanjutnya adanya postingan facebook atas nama Raden Wiresane ( Ustadz Mahsun)  yang menulis, Mun sembayang care nane jaq mauq duse mun sembayang care laeq mauq pahale. Kalau salat cara sekarang mendapat dosa, tetapi kalau salat cara dulu mendapat pahala.

“Kata-kata itulah yang menyebabkan  masyakarat menjadi resah,” ceritanya.

Sementara Ustadz Mahsun menjelaskan, pihaknya hanya mengajar tarekat Qadiriyah Naqsabandiya, sifat-sifat Allah, pengajianpun terbuka terus apa yang menjadi keresahannya.”Yang kami maksud di facebook itu kita harus mengikuti cara yang dia ajarkan dahulu dari Rasulullah SAW,” terangnya.

Sementara, Ketua MUI Kabupaten Lombok Tengah, H Mingre Hammy meminta kepada Ustad Mahsun untuk menjelaskan cara-cara mengajar kepada jamaah syariat sampai Makrifaf jamaah.

 Katanya, yang diajarkan ini juga masih anak-anak yang belum sampai tingkat hakekat. Yang perlu saling mengingatkan adalah metode cara dakwah harus diperbaiki lagi agar masyarakat tidak resah seperti di Desa Serage.

“Nanti kita akan undang kembali dalam pertemuan diberikut,” janjinya.(r2)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 901

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *