MATARAM – Debat Perdana untuk Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB 2024 berlangsung sengit. Debat ini mengusung tema Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik untuk Kesejahteraan Masyarakat. Debat diawal-awal berlangsung biasa, normatif dan landai. Namun memasuki sesi bertanya, suasana memanas. Ini setelah Paslon 03, Lalu Muhammad Iqbal bertanya ke Paslon 01, Sitti Rohmi Djalillah mengapa bisa muncul utang pusat mencapai Rp 1,3 triliun dan utang kontraktual mencapai Rp 500 miliar.

“Apakah Bu Rohmi tahu tentang itu (utang),” tanya Iqbal.

Paslon 01, Sitti Rohmi Djalillah mengakui saat era Zul-Rohmi memimpin NTB, kondisi APBD tidak sedang baik-baik saja. Awal menjabat gempa melanda dilanjutkan bencana Covid-19.

“Tapi kalau bicara alokasi anggaran (belanja APBD) tentunya itu bukan wewenang saya (sepenuhnya). Ada memang hal-hal yang krusial (sebagai penyebab). Tapi yang jelas saya kan wakil (dampingi Zul),” jawab Rohmi.

Jawaban Rohmi kembali ditanggapi Iqbal. Menurut Iqbal mengapa pertanyaan itu penting ditanyakan, sesuai tema debat reformasi birokrasi. Oleh karenanya, Pemprov perlu melakukan efisiensi pengeluaran. Memperbaiki tara kelola keuangan sehingga tidak ada beban pemerintah jangka panjang.

“Sehingga ke depan tidak terjadi masalah utang berkepanjangan,” jawab Iqbal sembari disahut pendukung Paslon 03 meneriaki bayar utang.

Saling respons soal utang membuat Paslon 02, Zulkieflimansyah bertanya ke Paslon 01. Bang Zul sapaannya menanyakan Rohmi pengertian utang ke pemerintah pusat itu apa apalagi melalui PT SMI.

“Utang SMI itu seperti apa. Utang SMI modelnya gimana?. Jangan-jangan pak Iqbal tidak tahu tentang utang pusat,” sindir Bang Zul.

Rohmi lalu menjelaskan utang muncul penyebabnya bermacam-macam. Tetapi khusus utang di PT SMI adalah utang yang diberikan oleh lembaga khusus pemerintah pusat kemudian dikembalikan setiap tahun dengan dipotong Dana Alokasi Umum (DAU). Utang tersebut biasanya untuk membiayai  infrastruktur seperti pembangunan rumah sakit.

Atas jawaban Rohmi itu, Bang Zul kemudian menanggapi bahwa utang di PT SMI itu sesuatu yang biasa. Berutang bukan karena kondisi APBD saja apalagi ada anggapan ada persoalan yang dihadapi daerah komprehensif. Malah pusat tidak gampang memberikan daerah berutang.

Hal kedua yang ditanya Paslon 03 ke Paslon 02 mengenai Zero Waste. Apakah Zero Waste berhasil di era Zul-Rohmi. Padahal di satu sisi Zero Waste dilihat ada tumpang tindih dengan program di daerah. Oleh Bang Zul dijawab Zero Waste program digagas Rohmi sangat berhasil. Ia tidak melihat ada tumpang tindih dengan kabupaten/kota.

“Jadi kalau kita jadi gubernur istilah tumpang tindih mestinya tidak ada. Zero Waste harus diatasi dengan komprehensif. Pakarnya bu Rohmi. Tapi Zero Waste ini harus kesadarannya. Di Lombok Tengah malah Zero Waste berhasil,” sanjungnya.

Miq Iqbal kemudian merepsons, pihaknya berharap Zero Waste program yang tidak sekedar dianggap berhasil mengingat NTB saat ini darurat sampah.

“Kita alami darurat sampah. Problemnya yang saya liat tidak disiapkannya dari hulu sampai hilir. Sehingga banyak gap dan banyak kekosongan. Ke depan tidak hanya sepotong-sepotong, pendekatan Zero Waste tapi harus menyeluruh,” jelas Miq Iqbal.

Tanya Jawab masing-masing Paslon sebelumnya berlangsung biasa saja. Mereka menanyakan sesuai pertanyaan yang dibuat tim panelis. Mulai dari isu Nakes yang distribusinya tidak merata ke pelosok-pelosok desa, angka pengangguran dimana SMK salah satu penyumbang pengangguran. Lalu tata kelola birokrasi di NTB yang merit sistemnya belum berjalan maksimal.

Berikutnya Paslon juga disuguhkan tentang kesejahteraan guru di NTB memprihatinkan terutama Guru Tidak Tetap (GTT).  Selanjutnya kondisi sosial dimana Rumah Layak Huni masih diangka 60,31 persen. Hingga bagaimana menyiasati alokasi anggaran kesehatan yang mana dari APBN hanya 5 persen.

Sementara itu, Ketua KPU NTB, M Khuwailid mengatakan, debat ini sebagai persembahan KPU NTB untuk masyarakat NTB agar pemilih dapat menjadikan visi misi calon sebagai referensi calon yang akan dipilih. Dalam debat ini calon bisa menyampaikan seluruh gagasan yang baik untuk pemilih.

KPU NTB mengangkat tagline Pilkada serentak 2024 ini yaitu Pilkada Untuk Kita. Makna tagline tersebut semua pihak bisa menguburkan seluruh ego subyektif demi masyarakat NTB.

“Mari menguburkan seluruh ego subyektif kita,” pungkasnya.(jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *