Buka Sejak 2015, Siapkan Ruang Diskusi
Klub baca perempuan bersama Kanca Lombok Utara setiap Hari Minggu membuka lapak buku. Cara ini untuk mengembangkan minat baca warga di sana. Seperti apa ?
AHMAD ROHADI-LOMBOK UTARA
SETIAP Hari Minggu pagi di Lapangan Tioq Tata Tunaq, warga ramai melakukan beragam kegiatan olahraga. Misalnya, senam, volley bal, sepak bola dan lainnya.
Namun ada juga sisi menarik lain yang terlihat dan jarang ditemui. Di sana, ada terlihat beragam jenis buku bacaan yang dijejerkan rapi untuk disiapkan bagi warga pengunjung. Warga boleh membaca buku yang disiapkan. Warga juga bisa meminjam tanpa jaminan apapun.
adapun jenis buku disediakan di sana. Misalnya, buku cerita, sejarah, saintis dan lainnya. Warga di sana tinggal memilih mana yang menarik menurut dan keinginannya.
“Gerakan membuka lapak buku di Lapangan Tioq Tata Tunaq ini sudah berjalan sejak 2015, gerakan ini dilakukan klub caba perempuan bersama Kanca Lombok Utara,” beber Pembina Klub Baca Perempuan, Nursyda Syam kepada Radar Mandalika, kemarin.
katanya, di tengah pandemi covid-19 yang terjadi saat ini, pihaknya tetap melaksanakan buka lapak buku namun dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, dimana setiap yang hadir atau datang warga diwajibkan mengenakan masker. Disamping itu, pihaknya pun menyiapkan hand sanitizer bagi pengunjung, sehingga sebelum memasuki lokasi pengunjung disemprotkan dengan hand sanitizer untuk menjamin sterilisasi di areal lokasi.
Acara buka lapak buku di lapangan ini kata Mbok Ida, awalnya diinisiasi untuk menghadirkan budaya baca di lingkungan kita di ruang terbuka, sekaligus juga memberikan ruang berkreasi untuk anak, remaja dan para ibu. Dimana lapak buku ini sudah berjalan sejak tahun 2015 namun sempat terhenti beberapa bulan dikarenakan bencana gempa dan disusul oleh bencana non alam.
“Antusias masyarakat sebelum gempa dan Covid-19 tinggi sebenarnya, tapi setelah gempa dan ditambah covid jadi agak berkurang,” bebernya.
Diceritakanya, terhadap kabar rendahnya minat baca di Lombok Utara, dia menyebutkan tidak sependapat, dirinya tidak begitu percaya bahwa tingkat minat baca di Lombok Utara rendah. Katanya, yang menjadi masalah adalah buku-buku yang bagus, berkualitas dan menarik untuk dibaca oleh anak-anak dan remaja, itu masih sangat kurang disiapkan.
“Saya yakin dan percaya jika buku buku yang bagus dan menarik perhatian anak disediakan di perpustakaan dan sekolah, saya rasa anak-anak kita akan kecanduan untuk membaca buku,” yakinnya.
Selain diisi dengan kegiatan pinjam buku gratis, pihaknya pun membuka ruang diskusi dan berbagi kisah buku favorite, bedah buku, baca puisi, senam bersama, modern dance dan lainnya.
“Saat ini kami sedang memikirkan untuk mengubah jadwal gelar lapak menjadi minggu sore,” katanya.(*)