PRAYA – Massa yang tergabung dalam Karang Taruna Indonesia (KTI) Kecamatan Pujut melakukan aksi bakar ban dan memblokir jalan raya depan Sirkuit Mandalika, Selasa siang kemarin.
Aksi demo ini dilakukan karena minimnya pelibatan dan informasi yang diberikan pihak PT. ITDC kepada pemuda khususnya 16 desa. belum lagi rasa marah pemuda memuncak ketika mengingat memori pada event WSBK yang melibatkan pemuda pada marshal saja. Itu pun tidak maksimal pelibatannya.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya menyampaikan aspirasi pemuda di Pujut dalam orasinya. Namun ia juga mengaku menyayangkan sikap pihak ITDC yang seolah menutup mata dan telingan atas aspirasi yang sering disampaikan.
“Kalaupun tidak ada kejelasan akan diakomodir, kami akan mengirimkan pasukan kami satu desa satu truk di 16 desa di Kecamatan Pujut untuk kembali turun aksi ke jalan. Kami akan blokir bypass dan segala macam aktivitas di Mandalika ini,” ancamnya saat orasi.
“Marshal dulu kami harus ribut dulu baru diakomodir,” sambungnya.
Anom juga meminta pemuda Pujut dilibatkan, kemudian diberikan akses informasi, dimana sampai dengan saat ini dia sangat menyayangkan bawa tidak adanya akomodir oleh ITDC.
Anom juga menyebutkan di internal ITDC tidak pernah ada informasi utuh diberikan. Namun ketika adanya pemberitaan negatif maka imbas hanya berdampak kepada masyarakat dan pemuda di Pujut saja.
“Kami tidak rasis, namun berikan kami kesempatan dan membuktikan kami mampu atau tidak. Kami menduga adanya indikasi nepotisme yakni kalau kita tidak dekat kita tidak ada akses dan informasi,” tudingnya.
Manajer Direktur The Mandalika, Bram Subiantoro yang menerima massa menerangkan, seharusnya bukan hanya soal marshal saja namun dalam dua pekan kedepan, pihaknya akan bertemu kembali dengan karang taruna dan kepala desa juga.
“Supaya semua komitmen dan janji dapat kita atur seperti WSBK. Dan yang jelas kita akan akomodir pastinya,” janji Bram.(tim)