PRAYA – Madrasah Ibtidaiyah (MI) NW Ketapak, Desa Pengengat, Kecamatan Pujut berdiri sejak 2007 dengan dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Namun di 2020 sekolah ini mulai mengalami penurunan jumlah siswa dan di tahun ini tidak ada siswa kelas satu. Belum lagi kondisi sekolah yang memprihatinkan dan di tambah dengan polemik adanya isu perpindahan sekolah mengingat adanya sekolah dengan letak yang lebih strategis. Isu ini pun menjadi perbincangan di tengah masyarakat.
Ketua Yayasan Ustd Mansur menyampaikan, dimana pihaknya menyayantkan sikap masyarakat saat ini, dimana pihaknya mengkalim bahwa ini merupakan kesalah fahaman saja. Dan perlunya peran aktif dan sama-sama membangun sekolah supaya sekolah tidak sepi siswa dan bisa saja terancam di tutup.
” Saya hanya melakukan inisiasi dalam masa pandemi libur sekolah ini, dengan melakukan bimbingan pembelajaran keagamaan di luar sekolah, supaya siswa tidak keluyuran tidak jelas, bukan memindahkan siswa ke tempat sekolah lain,” katanya.
Sedangkan terpisah tokoh pemuda Amir menyayantkan sikap ketauan yayasan yang dinilai ingin menguasai seutuhnya yayasan dan memindahkan sekolah tanpa sepengetahuan masyarakat sekitar dan hanya mengundang wali murid dalam penginformasiannya. Hal ini sontak memancing reaksi masyarakat yang menilai tidak dihargai dan adanya upaya menutup sekolah secara perlahan dengan cara memindahkan lokasi pembelajaran.
Lanjut Amir bersama warga bahkan mengecam apabila tetap adanya pemindahan maka, dalam langkah antisipatif kita akan membuat perjanjian kesepakatan, apabila adanya ketimpangan tindihan antara yayasan induk dengan yang baru maka akan melakukan penutupan di yayasan baru yang di indikasikan pilih kasih.
” Jangan sampai gedung yayasan induk hanya dijadikan batu loncatan dalam mendirikan yayasan baru yang lebih besar, ” kecamnya. (r2).