LOBAR—Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia Dody Hanggodo mengunjungi Sekolah Rakyat Rintisan di Lombok Barat (Lobar) di Sentra Paramita Mataram, Senin (14/7).
Didampingi Kepala Setra Paramita Mataram Arif Rohman dan Kepala Dinas Sosial Lobar H Lalu Winengan, Menteri PU menyapa langsung para siswa sekolah rakyat Lobar jenjang SMP di hari pertama sekolah. Menteri juga meninjau Asrama Sekolah hingga ruang makan untuk siswa Sekolah Rakyat. Menteri memastikan bangunan sekolah rintisan itu sudah siap beroprasi pasca di renovasi.
“Kami cuma membangun saja, perawatannya ada di Kementerian Sosial dan dinas sosial daerah. Karena ini sekolah rintisan sampai nanti anak-anak akan pindah sekolah sebenarnya,” terang Menteri PU Dody Hanggodo.
Sekolah rakyat permanen akan dibangun diatas lahan pemda di Kuripan dengan anggaran sekitar Rp 200-300 miliar. Pembangunannya Dijanjikan dimulai tahun 2025 ini dan dipergunakan pada tahun ajaran baru Juli 2026.
“September 2025 kita harus mulai Groundbreakring, Juni 2026 wajib sudah. Satu sekolah itu anggaranya sekitar Rp 200-300 miliar tergantung luas lahannya,” terangnya.
Sedangkan, terkait biaya renovasi Sekolah Rakyat di Sentra Paramita tersebut, Kementerian PUPR RI diinformasikan merogoh APBN sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 6 miliar.
“Ini yang bangun PUPR, nilai anggaran total Rp 100 miliar untuk seluruh Sekolah Rakyat di Indonesia. Ini renovasi sedang dan ringan, jadi anggarannya sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 6 miliar,” pungkasnya kemudian.
Sementara itu, Kepala Sentra Paramita Mataram Arif Rohman mengungkapkan kunjungan Menteri PUPR tersebut kunjungan tiba-tiba.
“Ini kunjungan silent, tanpa persiapan, tapi kita ingin tunjukan bahwa peran PU sangat luar biasa sekali dalam mewujudkan Sekolah Rakyat di Lobar,” ujarnya.
Ia menerangkan terdapat 100 siswa ditahapan rintisan. Seluruhnya merupakan anak dari keluarga miskin. Ia memastikan tidak ada beban biaya di kenakan kepada orang tua. Karena seluruh operasional dan kebutuhan siswa ditanggung Kemensos. Demi memutus kemiskinan melalui pendidikan seperti Slogan Sekolah Rakyat ‘Cerdas Bersama Dalam Kesetaraan’.
“Seluruhnya gratis tidak ada biaya pendidikan. Dan saya yakin akan lebih banyak yang sekolah disini (Sekolah Rakyat), Terlebih asrama yang ada membuat masyarakat terkejut dengan fasilitas lengkap, ada bantal, meja belajar satu satu, ada lemari juga satu satu, kamar mandi standar internasional, bahkan ada shower,” terangnya.
Ia meyakini animo masyarakat terhadap ekolah rakyat ini semakin tinggi dengan akan terbangunnya bangunan sekolah rakyat tahap dua di Kuripan untuk 1000 siswa miskin. Sedangkan sekolah Rakyat di Sentra Paramita Mataram itu ada 4 ruang kelas yang diisi masing-masing 25 orang siswa per kelas.
”Disini ada 100 orang siswa SMP yang sekolah, rencana satu tahun disini, nanti akan dilanjutkan di Kuripan,” pungkasnya.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Sosial Lobar H. Lalu Winengan menyampaikan bahwa sesuai perintah Bupati Lobar, lahan seluas 8,8 hektar sudah disiapkan di Kuripan. Ini bentuk komitmen Pemda Lobar dalam mendukung Sekolah Rakyat demi memutus ratai kemiskinan.
“Rencana awal 6,8 hektar tapi bertambah jadi 8,8 hektar, ini sesuai arahan Pak Bupati. Dan ini gawe Dinas Sosial, pak Menteri sendiri sudah menyampaikan itu, paling telat September mulai dibangun, Juni sudah bisa dipakai,” katanya.
Nantinya, Sekolah Rakyat di Kuripan tersebut diharapkan bisa menampung seribu lebih siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu yang ada di wilayah Lobar.
”Karena memang Sekolah ini untuk warga yang tidak mampu. Sebagai salah satu upaya memutus rantai kemiskinan yang ada di Lobar,” pungkasnya.(win)