MATARAM—Universitas Bima Internasional Mataram (UNBIM) menorehkan sejarah baru di dunia pendidikan Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan wisuda perdana. Universitas yang belum lama bertranspormasi dari Politeknik Medica Farma Husada Mataram, menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan vokasi dan terapan yang link and match dengan dunia kerja. Mencetak 313 lulusan perdana berbagai bidang kesehatan. Bahkan kabar baiknya, 50 persen diantaranya sudah terserab di dunia kerja sebelum toga dilepas. Pencapaian ini menjadi indikator kuat relevansi kurikulum UNBIM dengan kebutuhan industri.
“Kami sangat suprise, bahagia dan terhormat karena diwisuda perdana ini banyak prestasi dan banyak tamu undangan yang datang. Ada 313 wisudawan hari ini,” terang Rektor UNBIM, Apt. Ajeng Dian Pertiwi yang dikonfirmasi selepas wisuda di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa (16/12).
Wisudawan itu sebagian besar pendidikan vokasi. Bahkan ia memastikan lulusannya siap terjun langsung ke dunia kerja. Separuh dari wisudawan tersebut telah terserap di dunia kerja.
“Wisudawan ini 50 persennya sudah bekerja,” ungkapnya.
Bahkan pihaknya optimisme para alumni lainya juga akan segera terserab di dunia kerja. Karena salah satu keuntungan vokasi, di didik untuk siap bekerja.
“Kami yakin alumni kami selama tiga bulan ke depan 100 persen telah bekerja. Itu adalah salah satu keuntungan dari vokasi. Kalau vokasi siap kerja,” tegasnya.
Lulu wisudawan perdana UNBIM dari lima program studi di Fakultas Ilmu Kesehatan, Sains, dan Teknologi. Program studi tersebut meliputi D3 Farmasi, D3 Teknologi Laboratorium Medis, D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, D3 Statistika Terapan, dan Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak.
Meskipun baru berusia delapan bulan, UNBIM telah mencatatkan sejumlah prestasi gemilang. Rektor Ajeng Dian Pertiwi menyatakan bahwa UNBIM berhasil mematahkan anggapan bahwa perguruan tinggi baru hanya akan mendapatkan akreditasi ‘Baik’.
“Kami sudah meraih dua prodi dengan akreditasi unggul, tiga prodi baik sekali, sehingga kami mendapatkan award dari LLDIKTI,” kata Rektor.
Penghargaan yang baru saja diterima UNBIM dua minggu lalu predikat sebagai Perguruan Tinggi dengan Program Studi Unggul Terbanyak di Nusa Tenggara Barat. Selain itu, UNBIM juga mendapatkan prestasi sebagai Perguruan Tinggi dengan Kerja Sama Industri Terbaik. UNBIM menargetkan akan mengajukan tiga prodi lagi di tahun depan untuk meraih akreditasi unggul, demi memenuhi syarat mutlak menjadi Perguruan Tinggi Unggul.
Sementara itu, Ketua Senat UNBIM, Ass Prof Dr Syamsuriansyah menilai wisuda perdana UNBIM yang luar biasa. Sebab sebanyak 313 wisudawan wisudawati, Setengahnya, diantaranya memperoleh predikat Comlaude.
“Dan sebagianya juga sudah keterima kerja,” ujarnya.
Menurutnya kurikulum UNBIM memiliki porsi praktik jauh lebih besar dari pada teori. Sebab pihaknya menekankan kemampuan untuk siap ke dunia kerja.
“Kurikulum-kurikulum kita memang persentase skill, keterampilan kerjanya 70 persen, teorinya 30 persen,” jelasnya.
Hal inilah yang membuat lulusan D3 dan D4 dari UNBIM tidak perlu diragukan lagi kesiapan mereka.
“Memang tidak heran, kompetensi anak-anak kami yang lulusan D3 dan D4 ini memang mereka sudah siap bekerja di dunia kerja tentunya,” tambahnya.
Dimomen wisuda itu juga UNBIM melalukan pendatanganan MoU dengan sejumlah universitas internasional luar negeri lainnya. Bahkan pihaknya juga mengajak sejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di NTB untuk ikut dalam kerjasama lintas perguruan tinggi antar negara.
“Karena Maret 2026 ada 3 perguruan tinggi di ASEAN (Filipina, Thailand dan Malaysia) akan mengelar program bersama. Lokasi di Lombok Barat dan UNBIM jadi tuan rumahnya, itu international mobility program,” ungkapnya.
Kegiatan ini berpusat di Kabupaten Lobar dan akan melibatkan aktivitas community service serta program pelatihan yang berfokus pada kemanusiaan. Salah satu agenda utama program capacity building dirancang dalam bentuk camping selama tiga hari di Gili Tangkong.
“Konsepnya adalah kita ingin anak-anak ini bagaimana caranya mereka survive di sebuah Gili dengan kondisi keterbatasan. Dengan cara itu kami ingin melihat, bagaimana mereka bisa survive, koordinasi, kolaborasi dengan negara yang berbeda-beda ini,” bebernya.
Bahkan tidak tanggung-tanggung terkonfirmasi kehadiran para mahasiswa berbagai negara itu mencapai puluhan orang. Seperti 30 mahasiswa dari Malaysia, 10 dari Thailand, dan 20 dari Filipina yang akan bergabung dengan ratusan mahasiswa Indonesia. Kerjasama ini bertujuan melahirkan generasi yang mampu bekerja sama dan berkolaborasi secara global, mengukuhkan peran UNBIM di kancah pendidikan tinggi regional. (win)
