LOTENG—Sejumlah sekolah di Kecamatan Praya Tengah (Prateng) pada Rabu (20/8) tidak didistribusikan paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan ini menimbulkan kekecewaan orangtua siswa.
Ketua Gugus 7 Kecamatan Praya Tengah, Husnul Fitri mengatakan, sebanyak 10 sekolah pada Rabu kemarin tidak didistribusikan paket MBG oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelurahan Jontlak. Alasan pihak dapur tidak mendistribusikan kerena terlambat mendaptkan info surat edaran masuk sekolah.
“Alasannya surat edaran terbaru menyatakan masuk sekolah terlambat diinfokan. Sementara, sekolah lain di Kecamatan Prateng dengan dapur yang sama tetap didistribusikan, hanya 10 sekolah yang tidak diantarkan, ini menimbulkan kekecewaan wali murid dan siswa. Mereka mengeluh ke kami supaya paket MBG diganti di hari yang lain,” ungkapnya.
Menurut dia, tidak ada alasan pihak dapur tidak mendistribusikan paket makanan untuk siswa meskipun agak terlambat mendapatkan informasi, karena hari tersebut proses belajar mengajar tetap berlangsung secara tatap muka di sekolah.
“Memang benar sebelumnya ada informasi bahwa untuk Rabu itu pelaksanaan kegiatan belajar berlangsung dari rumah. Tapi itu diralat oleh Dinas Pendidikan pada Selasa sore bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Meskipun sedikit terlambat mendapatkan informasi itu bukan alasan pihak dapur tidak mendistribusikan,” sebutnya.
Pihaknya menyebutkan adapun sekolah-sekolah yang tidak kebagian MBG pada hari itu, SDN 1 Jontlak, SDN 2 Jontlak, SDN 9 Praya, SDN Tampar-ampar , SDN 1 Jurang Jaler, SDN 2 Jurang Jaler, SDN Meka, SDN Sesake, SDN 2 Lendang Kunyit dan SMPN 1 Prateng. Pendistribusi lengkap seperti biasa berlanjut pada kamis 21 Agustus 2025.
“Kalau memang alasannya masalah waktu pemesanan bahan baku, semestinya mereka harus ganti dong jatah siswa ke hari yang lain, karena Itu hak warga negara, dikemanakan dana MBG untuk 10 sekolah yang tidak disalurkan. Dapur yang lain bisa tidak ada masalah meskipun terlambat diinfokan,” sambungnya.
Pihaknya juga menyebutkan ada beberapa keluhan orangtua dan siswa yang masih ditemukan dalam pelayanan penyaluran MBG di sekolah. Mulai dari menu makanan yang tidak barvariatif, porsi nasi sedikit dan terkadang ditemukan buah busuk.
“Ya. Kami sebagai penerima manfaat hanya memberikan saran dan kritikan sesuai keluhan siswa dan orangtua,” kata Husnul Fitri.
Terpisah, kepala SMPN 1 Praya Tengah, H.M. Majri Taip mengatakan, sebenarnya dalam hal ini ada miskomunikasi dengan pihak dapur. Karena sebelumnya untuk Rabu itu ada Surat Edaran (SE) yang mengatakan untuk proses kegiatan belajar mengajar melalui daring dari rumah karena ada kegiatan upacara peringatan hari pramuka. Namun setelah Selasa sore ada surat edaran baru bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa, dan informasi ini terlambat diterima oleh pihak dapur.
“Disini ada diskomunikasi jadinya, pihak dapur terlambat menerima info bahwa hari Rabu itu masuk seperti biasa. Tapi kami sudah laporkan itu ke pihak dapur agar bisa distribusikan hari itu tapi tidak ada yang datang. Jadi kami harap jatah siswa ini bisa diganti di hari lain atau hari Sabtu,” pesannya.
Diketahui, SPPG UD. Iye Gati Yayasan Rahmatul Ummah Kelurahan Jontlak ini melayani sebanyak 3.121 siswa yang berasal dari 30 sekolah baik dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA/Sederajat serta tersebar di 5 lima Kelurahan dan Desa. Diantaranya Kelurahan Jontlak, Kelurahan Sasake, Desa Pengadang, Desa Jurang Jaler dan Desa Prai Meke.
Dalam penyaluran Program MBG (Makan Bergizi Gratis) dilaksanakan secara bertahap yakni untuk siswa TK sederajat dan SD kelas 1 sampai kelas 3 dimulai pukul 08.00 WITA s/d 08.30 WITA, sedangkan untuk siswa dari Kelas 4 SD, SMP/MTS sampai SMA/Sederajat dimulai pukul 10.00 wita s/d pukul 11.30 WITA.
Menyangkut keluhan dan masukan ini, Kepala SPPG Jontlak, Hani Ardhiyanti membenarkan, MBG tersebut adalah hak-hak siswa, namun yang perlu diketahui ketidakterdistribusian paket MBG pada Rabu kemarin murni akibat adanya misskomunikasi pihak sekolah dan juga keterlambatan konfirmasi kepada pihak SPPG
“Awalnya kami menerima informasi bahwa siswa libur sesuai SE yang beredar, sehingga pemesanan bahan baku sudah dilakukan dan bersifat final. Namun, secara mendadak sekali Selasa sore tersebut pukul 18.05, kepala sekolah yang komplai melakukan konfirmasi lagi ada perubahan berdasarkan SE terbaru. Mengingat pemesanan bahan baku ke supplier sudah terkunci dan perhitungan gizi maupun RAB tidak bisa diubah dalam hitungan jam, distribusi pada hari itu tidak memungkinkan,” tandasnya.
Ditanya mengenai keinginan pihak sekolah agar menu MBG Rabu bisa diganti hari lain, pihaknya belum bisa memberikan jawaban pasti. (hza)