LOMBOK TENGAH– Bendera merah putih berkibar di Embung Eat Berobot. Tapi Sabtu pagi itu (16/8/2025), bukan upacara yang jadi magnet. Melainkan kail, umpan, dan air tenang yang tiba-tiba penuh riak: Lomba Mancing Merdeka.
Sekitar 700 warga Desa Ranggagata dan sekitarnya tumpah ruah. Kupon peserta habis tak bersisa. Bahkan banyak yang masih mencari. Embung yang biasanya sepi, mendadak jadi pasar rakyat—ramai, riuh, tapi penuh tawa.
“Acara ini hiburan murni. Gratis. Ikan boleh dibawa pulang. Kuponnya diundi untuk hadiah,” kata Kepala Desa Ranggagata, Mohammad Haikal. Ucapannya terdengar sederhana. Tapi wajahnya jelas: ini lebih dari sekadar hiburan.
300 Kilo Ikan & 70 Hadiah
Sebanyak 300 kilogram ikan ditebar. Siapa cepat, dia dapat. Ada yang kailnya langsung disambar. Ada pula yang hanya menatap air, sabar menunggu.
Doorprize pun tak kalah heboh. Sekitar 70 hadiah disiapkan panitia. Hadiah utamanya: satu unit sepeda dan satu kipas angin. Barang sederhana, tapi siapa pun tahu—hadiah terbesar justru suasana kebersamaan itu sendiri.
Silaturahmi & Pohon Nangka
Ketua Forum Silaturrahmi Keluarga Ranggagata (FSKR), H. Maskur, S.Pd., menyebut lomba ini bukan sekadar memancing. Tapi memancing rindu. Menyambung silaturahmi antara warga desa dengan keluarga Ranggagata yang hidup di perantauan.
FSKR juga tidak berhenti di sini. Mereka sudah menyiapkan program penghijauan: menanam 1.000 pohon nangka di sepanjang jalan desa. Plus pemeriksaan kesehatan gratis. Mancing dapat ikan, desa dapat pohon.
Banyak Tangan, Banyak Berkah
Ketua Panitia, Drs. Mashap Hanapi, menyampaikan terima kasih pada semua yang mendukung. Dari pejabat pusat, jajaran Polda NTB, BULOG, DPRD Kota Mataram, hingga sponsor swasta seperti Inul Vizta KTV Lombok dan Ricky Smartfren.
Sejak pukul 07.00 hingga 13.00 Wita, embung berubah jadi arena kebersamaan. Camat Praya Barat Daya pun ikut hadir. Warga tampak riang gembira, saling bercengkerama sambil menunggu kail disambar ikan.
Dan di balik semua itu, ada pesan sederhana: kemerdekaan bukan hanya soal upacara. Tapi juga soal kebersamaan. Soal desa kecil yang bisa membuat 700 orang tertawa bersama, di pinggir embung, dengan kail di tangan. (red)
Keterangan Foto:
Ketua FSKR, H Maskur, SPd menyerahkan hadiah kepada peserta lomba Mancing Merdeka. (ist)