MATARAM– Aroma kompetisi mulai menyengat di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB. Konferensi Provinsi (Konferprov) PWI NTB 2025 tinggal hitungan hari, dan tiga nama sudah muncul ke permukaan: petahana, tokoh senior, dan pendatang baru yang mengusung perubahan.
Kata kunci “Konferprov PWI NTB 2025” mulai ramai diperbincangkan di kalangan jurnalis dan pengurus organisasi. Isu perubahan menjadi bumbu panas menjelang pemilihan Ketua PWI NTB periode 2025–2030.
H. Muludin, Ketua PWI Lombok Timur yang dikenal dengan sapaan Tuan Emet, tampil percaya diri menantang dua nama lama: Nasruddin Zein sang petahana, dan H. Abdus Syukur, tokoh senior sekaligus Ketua Panitia Konferprov.
“Saya sudah resmi mendaftar ke panitia. Ini keseriusan saya untuk membawa angin perubahan di PWI NTB,” ujar Muludin, Jumat (11/07/2025).
Isu yang diangkat Muludin memang menyentil banyak orang. Salah satunya soal kantor tetap PWI NTB yang hingga hari ini belum juga terwujud. Sebuah ironi, kata dia, untuk organisasi yang sudah berdiri 25 tahun tapi belum punya “rumah sendiri”.
“PWI NTB ini sudah 25 tahun berdiri, tapi belum punya kantor tetap. Ini menyedihkan, dan saya kira jadi PR besar yang harus kita benahi bersama,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar PWI NTB menjadi organisasi yang lebih progresif, terbuka, dan mampu menjawab tantangan zaman, termasuk regenerasi pemikiran dan digitalisasi media.
Di kubu lain, panitia Konferprov PWI NTB terus bekerja menyiapkan agenda besar ini. Formulir sudah disebar. Namun dari tiga nama yang beredar, baru Muludin yang resmi mengembalikan formulir. Nasruddin Zein dan Abdus Syukur belum mengembalikannya.
“Kami masih menunggu pengembalian formulir sampai batas waktu yang ditetapkan. Verifikasi akan segera dilakukan setelah itu,” kata Syukur, yang tetap membuka ruang untuk semua kader PWI NTB ikut berkontestasi.
Panitia juga sedang merampungkan audiensi ke sejumlah pihak. Termasuk Gubernur NTB, Wali Kota Mataram, dan Bupati Lombok Barat. Lokasi konferensi pun masih dalam penjajakan.
“Siapa pun yang maju, ini momentum konsolidasi besar. Kita butuh pemimpin yang mampu memperkuat organisasi, melindungi profesi wartawan, dan menjawab tantangan digitalisasi media,” tutup Syukur.
Dengan atmosfer yang semakin hangat, Konferprov PWI NTB 2025 diprediksi tidak hanya seru, tapi juga menjadi ujian nyata: apakah PWI NTB siap berubah, atau tetap berkutat dalam siklus lama? (red)