MATARAM – Kementerian Agama (Kemenag) NTB memberikan pengarahan penting bagi petugas kloter di digedug PIH Asrama Haji, Rabu 14/5). Acara ini dipimpin oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), H. Muhammad Amin, SH, yang memberikan Pengarahan strategis kepada Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, dan petugas Haji Daerah (PHD).
Dalam pengarahan tersebut, Muhammad Amin memfokuskan pada koordinasi menyeluruh mengenai persiapan pemberangkatan Kloter 11 yang akan segera berangkat menuju Tanah Suci. “Kami perlu memastikan semua jemaah mendapatkan layanan terbaik dan aman selama menjalankan ibadah haji,” tegasnya.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah mengenai pengelolaan identitas jemaah, terutama bagi mereka yang berbeda sarikah. “Identitas yang jelas sangat penting untuk menghindari kebingungan di lapangan,” lanjut H. Muhammad Amin.
Selain itu, pengarahan juga mencakup mitigasi risiko dalam pengangkutan jemaah menuju armuzna. Muhammad Amin menekankan pentingnya komunikasi yang baik antar petugas. “Harus saling mendukung dan bekerja sama maksimal, termasuk dengan seluruh petugas lintas karu,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga memberikan informasi terkait program tanazzul dan murur, di mana jemaah akan diajak untuk memahami dan menjalani ibadah dengan lebih tenang dan terarah. Program ini, menurutnya, dirancang untuk memberikan pengalaman spiritual yang lebih mendalam bagi semua jemaah dan membantu mereka menghadapi tantangan selama di Tanah Suci. “Dengan pendekatan ini, kami berharap jemaah bisa lebih fokus pada ibadah,” tutupnya.
Dengan pengarahan ini, diharapkan seluruh petugas dapat meningkatkan koordinasi dan memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji, sehingga pelaksanaan ibadah berjalan lancar dan sesuai harapan.
Dalam akhir sesi, para petugas juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi mengenai kendala yang mungkin mereka hadapi. “Kami ingin memastikan semua aspek tertangani dengan baik, agar jemaah merasa nyaman dan tenang saat beribadah,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjelaskan tentang protokol kesehatan yang perlu dipatuhi. “Kami harus memastikan jemaah tetap sehat dan aman, terutama dalam situasi yang mungkin berisiko,” kata H. Muhammad Amin. Penekanan pada kesehatan ini menjadi prioritas utama mengingat situasi global yang masih belum sepenuhnya stabil. (*)