PRAYA—Ribuan warga menyaksikan Festivak Bekerase Desa Aik Bual, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Minggu (15/12).

Pantauan di lapangan, ribuan warga mulai anak-anak hingga dewasa terlihat sangat antusias menangkap ikan yang dilepaskan di Embung Bual desa setempat.

Festival ini berlangsung seru dan meriah. Ada tampilan lucu masyarakat yang menangkap ikan dengan kostum Spiderman. Juga dimeriahkan oleh hiburan tarian tradisional, penyanyi top lokal Risha, hingga penampilan musik tradisional (cilokak,red) Lombok ternama.

Seorang Warga Jenggik Lombok Timur, Jum’ah yang mendapatkan tangkapan ikan paling besar dan fenomenal tahun ini mengungkapkan baru pertama kalinya mendapatkan ikan yang begitu besar.

“Iya saya mendapatkan ikan tuna (sidat,red) jumbo dengan berat di atas 10 kilogram dengan panjang lebih dari 1,5 meter,” ungkapnya.

Ia pun mengaku sangat bahagia. Hingga ia menuturkan, saat mendapat ikan besar ini, ia sempat agak kesulitan menangkapnya hingga gemetar.

“Saya tangkap ikan sidat besar itu pada sebuah lubang di dalam tanah di dalam areal embung ini,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan M Kabul. Warga asal Kopang ini megaku sangat bergembira mengikuti Festival Bekerase ini yang dapat menangkapikan secara langsung dan beramai-ramai.

“Saya seneng banget ikut even ini. Saya tumben ikut. Sudah sampai di lokasi embung ini sejak jam 9 pagi. Alhamdulillah tangkapan saya dapat sekitar 2 kilo dibawa pulang ini ikan nila,” ungkapnya.

Ketua Panitia Festival Bekerase Desa Aik Bula, Khairul Anam mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan kalender of event Loteng. Dimana dari sekian tahun dilaksanakan sejak dahulu, baru tahun 2024 ini masuk kalender even di Loteng. Dan yang festival tahun ini semakin ramai. Terlebih dapat meningkatkan perekonomi masyarakat sekitar, baik dari parker, UMKM dan lainnya.

“Bukan hanya kalender even kabupaten tahun 2024 saja, namun tahun 2025 juga masuk. Alhamdulillah perhatian Pemda luar biasa, kami bersyukur. Dengan menggerakkan desa wisata ini dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dan menjadi ekowisata. Tapi ke depan juga saya berharap terus makin maju dan berinovasi supaya dapat masuk dalam kalender of even Provinsi NTB hingga nasional,” jelasnya.

Dipaparkan, makana Bekerase ini juga dapat diartikan sebagai perbaikan, seperti saat ini yakni perbaikan pembersihan embung dengan metode gotong-royong, dan bonus perbaikan ini adalah masyarakat dapat ikan.

Lebih mendalam maknanya yakni memperbaiki diri. Dimana secara rutin tetua adat desa terdahulu selalu dilaksanakan hal demikian di momen menjelang bulan suci Ramadhan dan di bulan Zulhijjah dalam makna pembersihan diri.

“Untuk ikan yang dilepas untuk ditangkap masyarakat ini sejumlah 1.300 kilogram (1,3 ton) yakni bersumber dari Pemerintah Desa Aik Bual. Sebelumnya juga pada tanggal 13 Desember lalu, sekitar 1,5 kwintal dari anak TK melakukan pelepasan dalam rangka khusus menunjang pencegahan stunting dan kekurangan gizi,” bebernya.

Sementara Kepala Desa Aik Bual, Junaidi mengungkapkan, pihak dari pemerintah desa (Pemdes) akan terus mendukung sesuai dengan kemampuan desa, untuk kebutuhan even-even berikutnya.

“Bekerase ini dilaksanakan setiap tahun untuk gawe besarnya Desa Aik Bual dalam rangka memberikan sumber daya alam untuk masyarakat desa. Namun tahun ini dengan kemasan sedemikian rupa. Yang jelas pengunjung tetap meningkat,” ucapnya.

Tentu, katanya, wisata bukanlah menjadi andalan utama desa Aik Bual. Mengingat banyak wisata lain yang dimiliki desa Aik Bula yang juga dapat diexplore apabila berkunjung ke desa setempat. Seperti gula aren, gula semut, dan wisata buah khas hutan masyarakat baik durian maupun alpukat.

“Wisata alam ada juga air terjun,” katanya. (tim)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *