LOBAR—Dukungan untuk pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lombok (Lobar) nomor urut 4 Lalu Ahmad Zaini dan Hj Nurul Adha (LazAdha) terus mengalir. Beberapa diantaranya datang dari warga Desa Dasan Tapen Kecamatan Gerung.
Kontrak politik yang dibuat LazAdha dengan masyarakat untuk mengawal janji Politik Paslon nomor urut 4 itu semakin menambah keyakinan dukungan warga Dasan Tapen itu. Terlebih program Rp 1 miliar perdesa pertahun membuat warga Dasan Tapen yakin kedepan sejahtera dari desa bisa terwujud dibawah pimpinan LazAdha jika terpilih. Warga Dasan Tapen itu menyaksikan langsung penadatangan kontrak politik yang berlangsung di Posko utama Pemenangan LazAdha di kawasan Gerung. Tokoh masyarakat, agama dan pemuda Dasan Tapen yang hadir saat itu bahkan ikut menandatangi sebagai saksi.
Pada kontrak politik yang ditandangani LazAdha dan ditandatangai masyarakat sebagai saksi itu memuat beberapa keterangan. Salah satu point pentingnya, menerangkan bahwa program sejahtera dari desa yang alokasi anggaranya satu miliar perdesa pertahun dan Rp 100 juta perdusun pertahun itu akan bersumber dari APBD. Program itu tetap mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang mengatur. Bahkan ditegaskan di surat kontrak politik itu, jika pada tahun kedua setelah terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Lobar belum bisa memasukan program sejahtera dari desa itu maka LazAdha siap mundur dari jabatan.
“Kontrak politik yang disampaikan LAZ (Lalu Ahmad Zaini) sangat jarang sekali ditemukan di calon lainnya. Semoga dengan adanya kontrak politik menambah kepercayaan masyarakat terhadap program yang akan dijalankan ketika terpilih nanti menjadi bupati,” ujar Herman salah seorang warga Desa Dasan Tapen, Kamis (3/10).
Keyakinan warga dasan tapen untuk memilih LazAdha juga disampaikan Uwaisul Qarani. Warga Dasan Tapen itu mengatakan strategi kontrak politik yang dilakukan Lazadha ini sangat bagus. Karena ini menjadi kali pertama pasangan calon pemimpin untuk melakukan janji dengan masyarakat.
“Dan itu menjadi terobosan yang sangat berani untuk dilakukan,” ucapnya.
Terlebih, dalam kontrak tersebut disebutkannya jika Lazadha tidak mampu memenuhi janjinya saat menjabat nanti, maka dirinya siap untuk mengundurkan diri.
Sementara itu, Calon Bupati Lobar LAZ menerangkan selama pelaksanaan masa kampanye ini, pihaknya terus melakukan kontrak politik dengan masyarakat untuk mengawal janji politiknya.
“Kami sudah melakukan kontrak politik dengan 26 desa dari 122 desa di Lobar,” kata LAZ.
Meski pada nantinya di akhir masa kampanye dirinya belum menuntaskan kontrak dengan semua desa, Laz menilai itu bukan menjadi masalah. Karena kontrak politik itu sudah terikat tanggungjawab moral kepada seluruh masyarakat Lobar.
“Karena di kontrak tersebut tidak spesifik menyebut satu desa,” jelasnya.
Lebih lanjut, program Satu Miliar per desa dengan 100 juta per dusun ini beriringan. Bukan dibedakan antara anggaran per desa dan per dusun agar terjadi pemerataan. Meski beberapa desa terdiri dari lebih dari 10 dusun.
“Seperti di Pelangan itu 20 dusun, tetap dapat 100 juta per dusun,” jelasnya.
Pihaknya mengaku program ini sudah direncanakan dengan sangat matang. Bahkan untuk melakukannya, diakuinya sangat mudah. Sebab mantan Dirut PT Air Minum Giri Menang itu menilai mewujudkan itu hanyalah soal kemauan dan keberpihakan pemerintah daerah. Terlebih APBD yang dihasilkan Lobar mencapai Rp 2 triliun.
“Begitu mau pemerintah daerah, apa yang tidak bisa dilakukan. Maka kalau ada yang meragukan kontrak politik 1 miliar per desa bagaimana caranya, ya itu yang tidak berpikir,” ucapnya.
LAZ menekankan, program tersebut akan dapat berjalan pada tahun kedua masa kepemimpinannya nanti jika dirinya terpilih menjadi Bupati Lobar. Karena pada tahun pertama dirinya masih belum memiliki kewenangan untuk mengatur alokasi anggaran.
“Bisa jadi di tahun pertama saya akan menyiapkan peraturan bupati, software, infrastrukturnya,” terangnya.
Diakuinya kondisi Lobar sangat memprihatinkan. Mulai dari jumlah warga miskin yang terus bertambah, tingginya pengangguran, angka bayi dan ibu melahirkan yang meninggal terus meningkat, dan rata-rata lama pendidikan masyarakat Lobar yang sangat rendah.
“Padahal Lobar ini dekat dengan ibukota provinsi. Dengan sawah dan pantai yang indah. Ini potensi yang besar tapi tidak digarap dengan maksimal,” pungkasnya.(win)