IST/RADAR MANDALIKA PROYEK BERLANJUT: Kondisi proyek Bendungan Meninting, Sabtu (18/6) setelah banjir yang menerjang Jumat (17/6) lalu. Terpantau aktifitas proyek sudah kembali normal dan pekerjaan proyek terus berjalan.

LOBAR–Tanggul sementara proyek Bendungan Meninting di Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunungsari jebol, Jumat (17/6) lalu. Dari pantauan Radar Mandalika, Sabtu (18/6) atau sehari setelah kejadian, kondisi banjir di proyek bendungan Meninting sudah surut. Para pekerja dan alat berat sudah beraktifitas seperti biasanya. Terlihat pada pintu masuk proyek, sejumlah pekerja tengah merapikan jalan menuju proyek.
Kondisi jembatan yang sempat tergerus juga sudah bisa dipergunakan lagi. Warga setempat menuturkan saat jembolnya tanggul sementara pengalih air, sedang tidak ada hujan di wilayah Bukit Tinggi. Justru saat itu keadaan cerah. Hanya kabarnya hujan terjadi di hulu yakni di kawasan hutan.
“Ndak ada hujan sama sekali di sini cuma di hulu aja dia hujan,” terang Kepala Dusun Bukit Tinggi, Rusman Hadi.
Menurutnya, adanya limpahan air dari hulu sudah diketahuinya dari pihak pelaksana proyek. Sebab sudah ditempatkan pekerja untuk melihat atau mengabarkan kondisi di hulu. “Karena sudah distandbykan orang, ketika banjir dikasih tahu operatornya. Kalau ndak ada orang mungkin sudah ada korban,” bebernya.
Terdapat tujuh alat berat di proyek yang terlambat dievakuasi sehingga terendam banjir. Apalagi debit air banjir itu cukup besar. Beruntung tidak ada rumah warga Bukit Tinggi yang terdampak. Hanya kabarnya beberapa kawasan di Gunungsari yang menjadi aliran sungai Bendungan Meninting terdampak jebolnya tanggul. Menurutnya, kejadian seperti ini sebenarnya jarang terjadi.
“Tapi yang lebih besar dari sudah pernah terjadi sebelum ada proyek bendungan ini, sekitar 2003 atau 2004,” ungkapnya.
Jebolnya tanggul pengalih air selain karena debit air dari hulu yang besar. Diduga juga karena ukuran tanggul yang terbuat dari tumpukan batu dan tanah itu terlalu rendah. “Karena saya lihat memang terlalu rendah,” ujarnya seraya berharap kejadian seperti itu tidak terjadi lagi dan kondisi baik-baik saja.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Lalu Asgar mengatakan banjir disebabkan hujan dengan intensitas tinggi di daerah hulu. Hujan itu di luar perkiraan sehingga menyebabkan terjadinya luapan air bah.
“Tidak ada hujan di lokasi proyek, kejadiannya sekitar pukul 15.35 Wita,” kata Asgar.
Dampak banjir itu mengakibatkan sejumlah alat berat terendam dan bukan hanyut. Alat berat itu standby di lokasi bagian bawah untuk mengerjakan timbunan. Karena saat ini pihaknya sedang mengerjakan timbunan batu dan random tanah. Begitu banjir datang, alat berat tak sempat dipindahkan sehingga terendam.
“Kita kan lagi kerja di bawah,” ucapnya.
Meski saat kejadian para pekerja sedang bekerja di lokasi, namun tidak ada pekerja yang hanyut. Karena begitu banjir datang mereka cepat mengevakuasi diri. Sehingga semua pekerja di proyek bendungan selamat.
Selain itu kata dia, ada jembatan darurat dari rangka baja mengalami longsor akibat terdampak banjir. Namun jembatan itu tak pernah dipakai. Terkait informasi bangunan proyek bendungan yang jebol, menurut dia, ada bagian yang sudah dikerjakan namun longsor. Pihaknya pun sudah menimbun, namun begitu terkena banjir terjadilah longsor bagian tengahnya.
“Longsor itu disebabkan gerusan dari banjir. Nanti kami akan gali dulu, barulah kita timbun kembali,” ujarnya.
Ia menampik kalau akibat longsor itu menyebabkan debit air banjir sangat besar. Menurutnya, justru banjir bah itu berasal dari hulu serta banjirnya itu mengandung campuran lumpur sehingga terlihat pekat. “Mungkin di bagian hulu itu juga ada aktivitas penebangan,” ujarnya.
Pihaknya sendiri terus berupaya mengejar target pekerjaan proyek bendungan Meninting ini. Sebab sebelumnya agak terlambat karena proses pembebasan tanah yang telat selesainya.
Diketahui, intensitas hujan yang turun siang hari di sekitar proyek bendungan itu diduga menjadi penyebab jebolnya tanggul sementara. Dampaknya air yang turun dari bendungan membludak dan membuat jembatan penghubung di Dusun Murpadang Desa Bukit Tinggi tergerus. Beredar video kondisi arus air dari bendungan yang mengalir deras sepanjang sungai hingga kawasan Gunungsari.
Kepala Desa Bukit Tinggi, Ahmad Muttakin yang dikonfirmasi, membenarkan kejadian itu. “Ndak ada korban maupun rumah yang rusak cuma jembatan penghubung desa ke Dusun Murpadang yang dinding keamanannya habis tergerus air,” ungkapnya.
Menurutnya air membanjiri areal sekitar proyek sehingga banyak alat berat proyek terendam. Terpisah Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Lobar, Hartono Ahmad yang dikonfirmasi mengungkapkan kejadian itu terjadi pada siang hari ketika hujan turun di kawasan itu. Sementara air meluap terjadi sekitar jam 15.30 Wita akibat hujan lebat di hutan dari pukul 11.00 wita siang.
“Akibatnya tanggul sementara yang menuju tdrowongan bawah tanah jebol,” bebernya.
Dampak kejadian itu membuat beberapa daerah di kawasan Kecamatan Gunungsari tergenang banjir. “Banjir sedikit, semata kaki di Sesela dan sudah surut,” bebernya.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa dan kondisi sementara masih aman terkendali. Ia pun berharap tidak ada hujan susulan. “Semoga tidak hujan lagi biar aman terkendali,” pungkasnya.(win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *