PRAYA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Tengah (Loteng) akan membangun sekitar 650 unit instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang berkapasitas kecil di tahun 2022. Ratusan sarana sanitasi berupa toilet atau WC tersebut bakal dibangun di 10 desa nantinya. Yang mana, pembangunannya menyedot anggaran sekitar Rp 7 juta per unit.
“IPAL kecil-kecil sekarang,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada DLH Loteng, Lalu Muhamadun pada Radar Mandalika, belum lama ini.
Pihaknya mengungkapkan, rencana pembangunan IPAL komunal atau WC komunal dengan septic tank yang dapat menjangkau 5 sampai 10 kepala keluarga (KK) akan dibangun di 3 desa. “Kalau saya tidak salah di Desa Teruwai (Kecamatan Pujut), Desa Setanggor (Kecamatan Praya Barat), sama Batu Tulis (Kecamatan Jonggat). Gak sebanyak tahun lalu,” katanya.
Muhamadun menambahkan, sedangkan pembangunan WC bersifat individual atau untuk satu KK akan dibangun di 7 desa. Sayangnya, dia tidak menyebutkan desa mana saja yang dimaksud. “Kalau yang tiga desa itu komunal tetapi kecil. Satu WC/satu septic tank itu untuk 10 KK yang dekat-dekatnya,” terangnya lagi.
Muhamadun mengungkapkan, jumlah sarana sanitas tersebut yang akan dibangun tahun ini ada sekitar 650 dengan hitungan KK. Terdiri dari WC komunal dan WC individual. Anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat. “(Per unit) anggarannya Rp 7 juta,” katanya.
Pihaknya menjelaskan, pekerjaan pembangunan WC tersebut diserahkan langsung pada masyarakat melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di masing-masing desa yang mendapat program tersebut. Dikatakan, anggaran untuk dana pembangunannya akan langsung ditransfer dari rekening daerah ke rekening KSM.
“Misalnya di desa A ketiban (mendapat) 90 unit, jadi masyarakat itu buat kelompok, siapa yang akan jadi tukang segala, jadi KSM lah. (KSM) di SK kan tentunya,” katanya memberi gambaran.
Dalam hal ini, DLH hanya melakukan pengawasan di lapangan. Lantas, kapan program kegiatan pembangunan IPAL berupa WC tersebut akan direalisasikan. “Paling cepat menurut kebiasaan yang sudah-sudah itu sekitar bulan Juni,” ungkap Muhamadun.
Sekadar diketahui, program pembangunan saran sanitasi tersebut bagian dari upaya pemerintah agar masyarakat tidak lagi Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Guna menuju desa atau daerah Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan. Yang itu merupakan salah satu pilar dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) lima pilar. (zak)
