PRAYA – Hingga saat ini keberadaan Pasar Seni Sengkerang, Kecamatan Praya Timur belum disosialisasikan oleh pemerintah. Camat Praya Timur, HL Fathurrahman menjelaskan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui sejauh mana progres pembangunan gedung yang digadang- gadang sebagi sentra kerajinan tersebut. Dia menilai sejauh ini pihaknya di kecamatan masih minim pelibatan termasuk sosialisasi terkait bagaimana pasar tersebut menyerap produk lokal.
“Kita hanya mendapat pemberitahuan saat mulai pembangunan tahap dua, itu saja,” jelasnya pada Radar Mandalika, kemarin.
Demikian pula dengan produk yang akan masuk dan pola pengelolaannya juga masih menjadi tanda tanya pihak kecamatan. Hal ini lantaran informasi terkait teknis tersebut masih juga belum jelas dan belum ada kepastian dari pihak pengelola program.
“Bagaimana mekanisme penyerapan produk juga kita belum tahu, kriterianya seperti apa ini belum ada sosialisasi,” keluhnya.
Camat juga membenarkan bahwa jika dalam pembangunan sentra tersebut akan ada pusat produksi dari kerajinan. Namun demikian dia belum bisa memastikan apakah mesin dan kebutuhan untuk produksi sudah tersedia di gendung tersebut.
Berkaitan dengan ajang MotoGP yang sudah semakin dekat, camat menjelaskan, memang sangat membutuhkan sosialisasi kepada massyarakat. Sehingga hasil kreativitas masyarakat yang ada di Praya Timur bisa diserap secara maksimal.
Dia menjelaskan banyak kerajinan yang bisa di tawarkan melalui Sentara seni tersebut, yakni mulai dari kerajinan ketak, tenun, sesek dan juga produk lainnya.
“Memang di Praya Timur ini belum ada sosialisasi yang maksimal terkait potensi kerajianan yang kita miliki,” jelasnya.
Keberadaan pasar seni ini sebutnya menajdi alternative yang sangat diharapkan mampu mendorong peningkatan ekonomi para pengrajin yang ada di semua desa di Praya Timur. terlebih Praya Timur jelasnya, sebagai kecamatan penyangga KEK Mandalika sehingga sangat butuh diperhatikan agar produk lokal masyarakat bisa masuk di even MotoGP.
“Kita berharap segera ada sosialisasi sehingga nantinya produk yang ada di desa- desa ini seperti ketak di Desa Beleka, tenun di Desa Ganti dan juga Semoyang bisa masuk,” harapnya. (ndi)
