MATARAM – Statement Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Madani Mukaram yang menyebutkan banyak pohon ditanam sepanjang Bypass BIL-Mandalika yang hilang membuat tersinggung masyarakat setempat.

“Yang paling dekat dengan lokasi adalah masyarakat Pujut. Kesannya masyarakat pujut mencuri pohon berkali kali. Kami sebagai bagian masyarakat merasa tersinggung,” ungkap warga Pujut, Angger Riadi kepada media ini Sabtu.

Jika bukan orang setempat yang dicurigai lalu siapa lagi yang akan dituduh.

“Siapa yang dituduh Dani (Kadis LHK,red) mencuri?Masyarakat Pujut, Lombok Tengah atau siapa?. Kesannya begitu (masyarakat Pujut dituduh),” sambungnya.

Angger justru tidak percaya banyak pohon hilang lantaran dicuri. Menurutnya, jika hilang sekali masih batas toleransi tetapi kalau 3 sampai 4 kali ditanam dan disebutkan dicuri terus itu terlalu mengada ada. Apalagi LHK beralasan lantaran harga bibit pohon mahal yang menyebabkan pohon itu dicuri. Justru yang mahal itu pohon Palem Ekor Topai. Adapun Tabebuya dan Ketapang Kencana harga bibitnya murah.

“Setelah saya coba sedikit telusuri sepertinya pelaksana program yang bermain. Bukan dicuri. Kalau mati ya dan itu tidak seberapa. Dani ini tidak pernah turun lapangan,” tegas anggota Komunitas Alumni Jogja Lombok itu.

Untuk itu, Kadis LHK diminta hati hati membuat pernyataan. Masyarakat Pujut tidak senista yang dia bayangkan.

“Saya berasumsi ini adalah apoligi Kadis semata atau pelaksana program yang bermain. Berada pada posisi kuldesak setelah pak gub inspeksi lapangan dan progres program (ditemuka tidak jalan sementara pak presiden dalam waktu dekat akan berkunjung,” ungkap warga Desa Gapura Pujut itu.

Angger sangat menyangkan ungkapan Madani tersebut. Dirinya kembali mengingatkan Madani jangan mengatakan dicuri karena akan berimplikasi pada masyarakat ssekitar Pujut sebagai tertuduh secara tidak langsung.

“Bila Pak Dani tidak mampu membuktikan bahwa itu kenyataan hilang dicuri maka pak Dani harus bertanggung jawab atas pernyataannya,” pungkas penggiat lingkungan itu. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *