JHONI SUTANGGA/RADAR MANDALIKA ORASI KEBANGSAAN: Staf Khusus Presiden RI, Aminuddin Ma'aruf saat menggubah materi Peran ulama dan pondok pesantren dalam menjaga NKRI Senin ( 31/05) di Aula NU Mataram.

MATARAM – Launching buku Ulama NU Lombok berlangsung khidmat Senin 31 Juni di Aula NU Mataram. Acara yang diinisiasi Lembaga Taklif Wan Nasyr (LTN) PWNU dirangkaikan dengan silaturahmi Staf Khusus Presiden RI, Aminuddin Ma’aruf bersama PWNU NTB.

Turut hadiri dan memeriahkan acara tersebut jajaran Rais Syuriah dan Tanfidziah PWNU, legislator Udaya, serta puluhan kader muda NU NTB.

Ketua LTN PWNU NTB, Suaeb Quri menyampaikan kehadiran buku ulama NU Lombok tersebut merupakan salah bentuk pengabdian kader muda NU NTB dalam bidang literasi. Mereka menulis enam buah buku tentang perjuangan para ulama NU Lombok dalam bidang sosial kemasyarakatan, pertanian hingga politik.

“TGH Lopan, pejuang kemasyarakatan dan kemanusiaan. Islam dan kemasyarakatan digabungkan. Salah satu metode syiar Islamnya melalui irigasi, dia ajak masyarakat bertani. Kedua TGH Saleh Hambali, Ulama yang mendidik bagaimana Akhlakul Karimah,” terang Suaeb dalam testimoninya.

Selanjutnya TGH Faesal, sosok ulama yang memadukan Ilmi sosial kemasyarakatan dan Akhlakul Karimah sementara TGH Ahmad Taqiyuddin Mansyur merupakan ulama yang menggabungkan konsep kemasyarakatan,

TGH Ahmad Taqiyuddin, menggabunggkan konsep kemasyarakatan dengan Akhlakul Karimah sampai pada pengabdian kepada masyarakat melalui jalur politik.
Diakhir sambutannya, ketua Komisi Informasi (KI) NTB itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada gubernur NTB, Zulkieflimansyah atas dukungan dan bantuannya sehingga buku tersebut dapat selesai ditulis sampai Dilaunching.

“LTN NU juga menyampaikan terima kasih kepada Staf Khusus Presiden sahabat Aminuddin Ma’aruf yang bersedia hadir, ayahanda Prof Dr Masnun Tahir selaku ketua PWNU NTB, Ibu Rektor UNU Baiq Mulianah dan Bapak Sekda, Mamiq Lalu Gita Ariadi. Sahabat saya di legislator, Aldiansyah jga kepada seluruh jajaran Rais, Khatib, Tanfiziah dan sahabat sahabat muda NU NTB,” ucap Suaeb.

Ketua Tanfidziah PWNU NTB, TGH Masnun Tahir tidak begitu banyak menjelaskan tentang kehadiran buku yang dilaunching tersebut. Ia hanya menyebutkan sampul depan buku adalah gambaran permulaan hidup umat manusia dan sampul akhir sebuah buku merupakan akhir kehidupan manusia. Dalam isi isi buku tersebut adalah gambaran perjalan hidup yang tidak luput dari adanya upaya koreksi, saling memperbaiki satu sama lain mengingat tidak ada manusia yang tidak sempurna.
Di setiap zaman selalu ada tokoh tokohnya, dan disetiap tokoh ada zamannya.

“Sama halnya dengan kehadiran Stafsus Presiden yang memang saat ini merupakan masa masanya. Ini sebagai simbol bagaimana anak anak muda yang lain punya masa depan,” terang Masnun dihadapan Stafsus Presiden RI, Aminuddin Ma’aruf itu.

Dalam kesempatan itu juga Masnun menyampaikan perkembangan NU di NTB saat ini. Ia mengatakan NU dengan Badan Otonomi (Banom) hingga Universitas (UNU) nya di NTB selalu dinantikan kehadirannya ditengah tengah masyarakat. Tidak jajarang jajaran Suriah hingga Tanfidziah selalu disibukkan dengan udangan di berbagai acara dari masyarakat.

“Ini menunjukkan organisasi NU terus bergerak. Kami laporkan eksistensi NU dengan Banom lembaga dan universitasnya sangat dinantikan. Sehingga kegiatan kegiatannya ditengah masyarakat sangat luar biasa,” ungkap Masnun.

Sementara itu Sekda NTB, Lalu Gita Ariadi menjelaskan kehadiran buku NU Lombok itu sebuah budaya baru yang harus terus selalu didorong. Jika literasi NU Lombok sudah dimulai lalu para ulama NU bisa digali karya jasa besarnya maka tidak menutup kemungkinan akan ada pahlawan Nasional dari Ulama NU NTB kedapannnya.

“Mudah mudahan nanti ada pahlawan dari NU. Mari kita inisiasi apa karya jasa besar yang telah ditorehkan oleh beliau dengan tulisan tulisan kita hari ini,” ungkap Gita.

“Selamat kepada para penulis yang telah mendedikasikan diri, merubah peradaban lama kocap cerite menjadi sebuah cerita kenyataan (dibukukan),” ucapnya.

Rektor UNU NTB, Baiq Mulianah menegaskan Universitas Nahdatul Ulama (UNU) NTB merupakan aset Jam’iyyah NU yang memiliki badan hukum milik NU itu sendiri. Sebagai sebuah kampus peradaban bangsa, UNU merupakan laboratorium pengembangan sumber daya manusia seperti apa yang dicita-citakan oleh NU.

“Kami membangun UNU dengan doa dan ikhtiar sungguh sungguh untuk mendedikasikan diri sebagai laboratorium sosial, sumber daya manusia seperti apa yang menjadi cita cita NU,” terang Mulianah.

Perjuangan mengembangkan UNU sebuah perjalanan panjang untuk kebaikan. Mulianah meyakini tidak ada perjalan kebaikan yang tidak berbuah kepada kebaikan itu sendiri.

Diakhir acara Stafsus Presiden, RI Aminuddin Ma’aruf menyampaikan sepucuk materi Wawasan kebangsaan. (jho)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *