MATARAM – Banjir bandang yang terjadi di sekitar sirkuit MotoGP Kuta Mandalika, pekan lalu informasinya bocor sampai kepada pihak penyelenggar balapan MotoGP, Dorna. Dari berita banjir ini, pihak Dorna akan turun mengecek dampak banjir di proyek sirkuit MotoGP Mandalika yang sedang berlangsung dalam waktu dekat.
“Informasinya begitu, Cuma pastinya kita tidak tahu,” ungkap salah satu pejabat tinggi pemprov NTB yang menolak dipublikasikan identitasnya.
Dia mengaku, agenda Dorna selain mengecek proyek ia tidak tahu. Apakah aka nada kegiatan lain berkunjung ke KEK Mandalika. “Iya ini juga belum bisa kami pastikan kapan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata NTB, HL Moh Fauzal angkat bicara soal kabar itu. “Nggak ada masalah. iya kita jelaskan bahwa banjir itu ada di Kuta lama,” tegasnya, kemarin.
Pemprov tidak menampik pasti akan ada respons Dorna pascabanjir tersebut. Namun Pemprov pun sedang menyusun materi masterplan sesuai dengan apa yang sudah diekspose di Dorna.
“Pasti Dorna akan ada jawaban, tapi kita sedang susun masterplanya,” katanya.
“Intinya ndak ada masalah dengan race, di-race nggak ada banjir dan sudah dibuatkan kanal-kanal yang memang belum selesai,” sambungnya.
Ojal memastikan, banjir itu tidak akan mengganggu pelaksanaan MotoGP. Segala hal sudah dihitung. Yang pastinya proyek sirkuit sudah mengantongi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL ). Sirkuit MotoGP merupakan proyek rakrasa yang awalnya direncanakan dimulai dengan proses AMDAL terlebih dahulu. Sehingga kejadian banjir tersebut tidak ada kaitannya dengan AMDAL. Orang -orang yang menyusun AMDAL tersebut mereka yang sudah ahli dan berpengalaman (expert).
“Kenapa banjir ? iya perhitungan AMDAL dengan kawasan ini harus didetailkan dengan daya dukung lingkungan,” kata Ojal usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi II DPRD NTB.
Dijelaskannya, masalah lingkungan bukan menjadi urusan PT ITDC. Yang bisa menyelesaikan lingkungan hanya pemerintah dan masyarakat. Fauzal menegaskan, sebanyak 1200 haktare KEK Mandalika termasuk di dalamnya lokasi racing MotoGP tidak terjadi banjir. Banjir itu terjadi di kawasan Kuta bagian luar lokasi atau Kuta lama.
“Nah ini perlu duduk bersama kenapa bisa terjadi,” katanya.
Menurut Ojal, terkait dukungan lingkungan tersebut pastinya dibutuhkan kerjasama pemerintah dan masyarakat bagaimana menyelamatkan lingkungan. Dicontohkannya, terdapat aktivitas warga yaitu galian C, sehingga perlu segera ada penyesuain kembali terhadap proses perizinanan dan lain lain. Tidak hanya itu masyarakat juga diminta menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan yang bisa menyumbat saluran air lainnya.
“Ini kami lihat dari sisi pariwisatanya,” katanya.
“Saya melihatnya perlu bersama-sama melakukan kerja bersama,” sambung dia.
Disinggung sisa masa pengerjaan Sirkuit enam bulan lagi, Ojal mengatakan dalam masalah ini harus dilakukan sosialisasi massif kepada masayarakat bagaimana lingkungan harus betul-betul dijaga, terlebih saat ini masih berlangsung musim hujan.
Namun demikian, banjir yang terjadi di kawasan Kuta lama itu harus dilakukan recovery, mengkaji lingkungannya secara bertahap disamping perlu juga dilakukan pembinaan kepada masyarakat setempat.
“Bagaimana masyarakat bisa Aware atas lingkungan yang ada di sekitar itu,” katanya.
Untuk itu Dispar mengaku optimis tidak ada masalah yang timbul pasca banjir tersebut.“Saya optimis nggak ada masalah,” yakinnya.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD NTB, Ridwan Hidayat meminta Dinas Pariwisata segera melakukan koordinasi dengan pihak pihak terkait. Tidak hanya itu, Dispar juga didorong membuat posko jaga di lapangan supaya tidak terjadi hal-hal lain yang tidak diinginkan disaat pengerjaan proyek sirkuit MotoGP tengah berlangsung.
“Saya yakin kalau dua hal itu dilakukan maka MotoGP dan even Super Bike bisa dilaksanakan,” yakin dia.(jho)