MATARAM – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, memaparkan gagasan besar pembentukan “Golden Triangle” yang mengintegrasikan tiga provinsi—Bali, NTB, dan NTT—sebagai satu kawasan regional strategis. Ia berharap Universitas Mataram (Unram) dapat mengambil peran sentral dalam mewujudkan paradigma baru tersebut.
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan pada Rapat Terbuka Senat dalam rangka Dies Natalis ke-63 Universitas Mataram di Gedung Rektorat Unram, Mataram, Rabu (5/11). Acara tersebut turut dihadiri Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, dan Rektor Unram, Bambang Hari Kusumo.
Gubernur mengungkapkan bahwa dirinya baru saja bertemu dengan Gubernur Bali dan NTT untuk membahas arah kerja sama ke depan. “Saya usulkan dua pendekatan, yaitu integrasi dan kerja sama. Apa yang akan diintegrasikan? Ada tiga hal,” jelasnya.
Pertama, integrasi energi. “Tiga provinsi akan kita dorong membangun sistem dari NTT sampai ke Bali, sehingga Bali tidak perlu produksi EBT, cukup NTB–NTT karena memiliki radiasi matahari yang paling kuat,” paparnya. Kedua, integrasi konektivitas melalui transportasi laut, darat, dan udara. Ketiga, integrasi sektor pariwisata.
Selain itu, ketiga provinsi juga berkomitmen untuk bersama-sama mengusung konsep Rancangan Undang-Undang Provinsi Kepulauan. “Paradigma pemerintahan kita masih negara daratan, belum menjadi negara kepulauan. Kita ingin konsep ini diakui dari sistem keuangan, pemerintahan, dan administrasi, karena kita sebagai pulau-pulau kecil hidup dari laut,” tegasnya.
Dalam konteks tersebut, Gubernur menantang Unram untuk berperan sebagai Center of Excellence. “Saya menaruh harapan kepada Universitas Mataram, mari kita sama-sama melanjutkan untuk membangun paradigma kepulauan bahwa kita adalah provinsi kepulauan,” ajaknya.
Gubernur juga menyoroti persoalan kemiskinan sebagai tema besar yang harus menjadi perhatian akademisi. “Di usia menjelang 67, Provinsi NTB belum keluar dari daftar 12 provinsi termiskin. Kemiskinan struktural yang terjadi harus sama-sama kita pikirkan dengan pendekatan multidimensi,” katanya.
Mengawali sambutannya, Gubernur menyampaikan ucapan selamat atas Dies Natalis ke-63 Unram dan mengapresiasi kontribusi besar kampus tersebut bagi pembangunan daerah. “Saya ingat dalam sebuah film fiksi bahwa setiap film mengenai bencana alam diawali dari pemerintah yang mengabaikan para ilmuwan. Saya tidak ingin menjadi pemerintah yang mengabaikan ilmuwan,” ujarnya.
Ia pun berharap hasil riset dan inovasi Unram tidak hanya menjadi mercusuar akademik, tetapi juga dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat luas. (*)
