IST/RADAR MANDALIKA CEK: Salah satu petugas dari Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan saat turun memantau kondisi sapi ternak warga, bum lama ini.

KLU – Merebaknya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti sejumlah sapi di Lombok Utara, rupanya membuat khawatir para peternak. Penyakit yang begitu cepat penularannya ini sendiri telah menjangkiti ratusan sapi ternak di Lombok Utara. Khusus di Kecamatan Tanjung saja ditemukan sebanyak 60 kasus.

Terhadap hal ini langsung disikapi cepat oleh UPTD Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Tanjung, Lombok Utara. Mereka mengadakan sosialisasi di Kelompok Ternak Karya Mandiri, Dusun Montong, Desa Samaguna, Kecamatan Tanjung, kemarin.

Kepala UPTD DKP3 Tanjung, Aki Suharti mengungkapkan, sosialisasi ini bertujuan supaya para peternak tidak panik menaggapi penyebaran virus PMK tersebut. Meski sudah ada yang terjangkit, khusus di Kecamatan Tanjung yang jumlahnya pun tidak sedikit, namun berkat penanganan yang baik dan tanggap ia yakin penyebaran ini bisa dihentikan. Selain sosialisasi, pihaknya juga telah memberikan pengobatan pada sejumlah ekor sapi yang teridentifikasi terpapar PMK.

“Kemarin karena ada warga beli sapi dari Kayangan, sapi di kelompok sini terkena. Dengan adanya pertemuan ini supaya warga tidak panik karena virus ini menular dari sapi ke sapi, kalau ke manusia tidak,” ujarnya.

Dijelaskan, untuk di Kecamatan Tanjung sendiri jumlah sapi yang terkena kasus PMK sudah mencapai 60 kasus. Di Tanjung ada dua desa yaitu Desa Medana di Dusun Teluk Dalem dua ekor terpapar dan menyebar ke sejumlah kelompok. Kemudian di Dusun Mengkudu, Desa Sokong juga dua ekor sapi terkena virus. Sampai saat ini pihaknya sudah melakukan penanganan dan didapati sapi yang terkena telah berangsur sembuh sebagian.

“Di Tanjung ada 60 ekor teridentifikasi dan sudah diobati dan sudah ada sebagian sembuh namun tidak ada yang dinyatakan meninggal. Semuanya sapi dari luar karena lokasi hanya pas-pasan karantina hanya di kandang. Itu kita fokus pada kandang, kami sudah lakukan desinfektan dan pengambilan sampel juga,” jelasnya.

Kasus PMK hingga membuat sapi meninggal secara khusus di Kecamatan Tanjung belum ditemukan. Temuan hanya mengarah pada kelumpuhan di bagian moncong dan lidah. Untuk hewan jenis lain seperti kambing, kerbau, hingga babi pihaknya juga belum menemukan kasus serupa. Lebih jauh, pihaknya mengimbau supaya warga tidak takut guna mengkonsumsi sapi yang sudah terkena virus tersebut. Pasalnya, sapi yang terkena hanya menyerang bagian kepala dan juga jeroan namun tidak pada daging sapi tersebut.

“Jangan takut konsumsi daging sapi sepanjang di bagian kepala dan jeroannya tidak di konsumsi tidak akan terdampak,” pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang peternak, Samdi mengatakan, merasa khawatir dan rugi menyangkut kasus PMK yang kedung menyebar ini. Betapa tidak, menurut pengakuannya harga sapi yang tadinya berada dikisaran Rp 9 juta kini anjlok hingga sekitar Rp 4 juta saja. Dirinya berharap supaya intensitas mengenai pengobatan dan pencegahan ini bisa terus dilakukan oleh dinas terkait sehingga sapi di Lombok Utara secara umum tidak banyak yang terjangkit virus tersebut.

“Kalau bisa masalah bantuan kita mau jika ada dari pemerintah selain pengobatan juga asuransi kalau bisa kandang juga diperhatikan untuk rehab apalagi kandang kita ini swadaya,” katanya.

“Kita di sini bikin ramuan jamu tradisional yang terbuat dari kunyit, gula aren, telur ayam kampung, dan air kelapa. Ini terbukti ampuh dan termasuk dari dokter disarankan begitu,” bebernya.(dhe)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *