RAZAK/RADAR MANDALIKA PRODUK PERTAMA: Lurah Karang Baru, Masrun menunjukkan Gerobak Sampah Mobile Saber Koin yang dibuat pertama kali dengan tulisan KRB 01 berwarna hijau di Kantor Lurah, Kamis (28/01).

Tangani Sampah dengan Gerobak Sampah Mobile dari Drum

Gerobak Sampah Mobile yang diberi nama Saber Koin (Sampah Bersih Kota Indah) dibuat pertama kali pada tahun 2019. Wadah untuk sampah itu sengaja dibuat oleh Kelurahan Karang Baru demi menangani sampah rumah tangga di lingkungan yang tidak bisa dijangkau kendaraan roda tiga.

RAZAK-MATARAM

 GEROBAK ini tersebsar di 43 RT, puluhan tempat ibadah dan belasan lembaga pendidikan.

Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram mampu membuat terobosan dengan membuat gerobak sampah mobile atau keliling. Buah inovatif ini bisa membantu penanganan sampah rumah tangga di lingkungan yang tidak bisa dijangkau dengan menggunakan armada atau kendaraan roda tiga milik kelurahan karena jalan lingkungan terbilang sempit. Sehingga gerobak itu bisa menjadi alternatif.

Gerobak sampah mobile yang dibuat oleh pihak Kelurahan Karang Baru ini patut diacungi jempol dan patut ditiru. Betapa tidak, gerobak sampah mobile ini hadir di tengah karut marutnya penanganan angkut buang sampah di wilayah Kota Mataram khususnya dan NTB umumnya. Gerobak sampah ini dengan mudah bisa dipindah tempatkan untuk menangani sampah rumah tangga.

Lurah Karang Baru, Masrun mengutarakan, gerobak sampah mobile ini pertama kali dibuat tahun 2019. Hingga saat ini jumlahnya sudah sebanyak 66 unit. Masing-masing gerobak berwarna kuning disebar di 43 rukun tetangga (RT) yang ada di 10 lingkungan. Kemudian digunakan di 10 tempat ibadah, dan 12 tempat lembaga pendidikan. Satunya lagi yang berwarna hijau sengaja di taruh di Kantor Lurah.

“(Tahun) 2019 hanya kami kasih dua unit per lingkungan. Karena efektif, hasil Musling (Musyawarah Lingkungan) akhirnya masyarakat minta lagi. Kita kirimkan (buatkan). Termasuk lembaga pendidikan minta juga kepada kami, sehingga kami buatkan,” terang dia, Kamis (28/01).

Gerobak sampah mobile ini diberi nama Saber Koin (Sampah Bersih Kota Indah). Bahan pembuatan gerobak sampah ini terdiri dari bahan limbah drum dengan volume 200 liter, besi holo galvanis. Kemudian dipasangkan satu roda di bagian depan dan dua roda di belakang. Dibuat dengan menggunakan anggaran kelurahan. Satu unit bisa menghabiskan biaya Rp 3 juta-an.

“Gerobak sampai ini saya tulis nama Saber Koin. Sebagai nama inovasi saya,” jelas Masrun sambil menunjukkan gerobak sampah mobile yang dibuat pertama kali berwana hijau yang sengaja ditaruh di Kantor Lurah.

Bagian tengah atas gerobak dibuatkan pintu yang bisa dibuka tutup dengan engsel. Lewat pintu inilah sampah dengan mudah dimasukkan oleh masyarakat . Baik itu sampah organik maupun an organik yang dibuang ke dalam gerobak tidak akan mengeluarkan aroma tak sedap karena bisa ditutup rapat.

Lantas bagimana caranya untuk membuang sampah yang ada di dalam gerobak? “Kita sudah buatkan lubang di bawah bagian belakang yang bisa buka tutup juga. Lewat di sini kita bisa ambil kalau sampahnya ingin dibuang. Sehingga kalau ada cairan, tidak diam di sana (dalam gerobak),” terang Masrun.

Dengan adanya gerobak sampah mobile ini bisa mengatasi samopah di lingkungan. “Per RT, Alhamdulillah semua taruh di tempat ini (gerobak sampah mobile). Tidak ada yang buang-buang di pinggir jalan, di lahan kosong, di kali, atau di tempat lainnya,” ungkap Masrun.

Dia menceritakan singkat bagaiman membuat pembuatan gerobak sampah mobile di kelurahan yang dipimpinnya. Masrun awalnya sempat mengikui sebuah acara diklat. Setelah itu tercetuslah ide untuk melahirkan sebuah inovasi terkait bagaimana penanganan sampah rumah tangga yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan roda tiga.

“Sehingga kami punya inisiatif untuk membuat terbosan. Sampah-sampah yang ada di rumah tangga ini bisa terangkut atau tercover,” terang Masrun.

Gerobak sampah mobile yang dibuat pertama kali dikasih tulisan KRB (Karang Baru) 01. Gerobaknya dikasih warga hijau dan saat ini ditaruh di Kantor Kelurahan.

Masrun menerangkan, gerobak sampah mobile ini dihajatkan untuk mengangkut atau menangani sampah rumah tangga di lingkungan yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan roda tiga. Pasalnya, ada jalan lingkungan yang tidak bisa dimasuki kendaraan roda tiga karena saking sempitnya. Alternatifnya, harus menggunakan gerobak sampah mobile dan dibawa keluar. Di mana sampah di dalam gerobak nantinya bisa dialihkan ke roda tiga.

“Kalau sampat diangkut satu RT bisa dibawa semua. Kita tidak ingin sampah di tempat ibadah berserakan. Baik di tempat-tempat sekolah juga kita berikan sarana-prasana ini,” cetus Masrun.

Gerobak sampah mobile ini murni dibuat dari anggaran kelurahan. Belum ada campur tangan atau banyuan khusus dari pihak Pemkot Mataram maupun Pemprov NTB. “Ini kita buat dari anggaran yang ada di kelurahan,” cetus Masrun.

Karena itu, dia berharap terobosan atau inovasi tersebut ke depan mendapat perhatian dan dilirik oleh Pemprov NTB. Karena wadah ini bisa membantu penanganan sampah demi mewujudkan program Pemprov NTB yaitu Zero Waste. Caranya engan memperbanyak gerobak sampah mobile untuk ditaruh di lingkungan-lingkungan. Tidak hanya di Kelurahan Karang Baru, tapi bisa digunakan di lingkungan-lingkungan di kabupaten/kota.

“Harapan kita memang perlu hal seperti ini kita buat di masing-masing lingkungan supaya betul-betul ada wadah tempat menatuh sampah sehingga tidak sembarangan. Ini yang kita khawatirkan sehingga seringkali warga kita membuang sampah di tempat-tempat lahan kosong,” tutup dia. (*)

By Radar Mandalika

Mata Dunia | Radar Mandalika Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *