PRAYA – Harga garam lokal NTB menembus angka Rp 1 juta per kuintal. Hal ini dirasakan petani garam di Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.
Salah satu petani garam, Datuk alias Amak Sani mengungkapkan, beberapa bulan terakhir harga garam mencapai Rp 1 juta per kuintal. Karena stok atau produksi garam menipis di wilayah selatan Loteng. Lantaran curah hujan yang tinggi.
“Ada sekitar dua bulanan ini harga garam tembus Rp 450-500 ribu per 50 kilogram,” katanya.
Dia menuturkan, selama sekitar 11 tahun menjalani seorang petani garam, ia tidak pernah menjumpai harga garam seperti saat ini. Sebelumnya harga garam hanya berkisar Rp 50 – Rp 100 saja.
“Sebagai petani kami merasa bersyukur dengan harga garam saat ini,” ucapnya.
Ia mengatakan, proses produksi garam membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Mulai dari penuaan air laut hingga menjadi garam. Ia mengaku dalam sekali panen bisa mendapatkan 5-6 ton garam di lahan seluas 6 are.
Sementara itu, Kepala Desa Kidang Tarnadi berharap ke depan ada pelatihan diberikan kepada para petani garam, sehingga dapat menghasilkan garam siap jual.
“Selama ini kan petani hanya menjual ke pengepul dan keliling saja,” kata mantan wartawan Radar Mandalika ini.
Selain itu, perlu adanya bantuan terpal dari dinas terkait kepada petani garam sebagai alas pembuatan garam sehingga produksi garam semakin meningkat. Dan, alat pengemasan upaya garam lokal di desanya bisa tembus ke swalayan atau retail modern.(tim)