IST/RADARMANDALIKA.ID UPDATE: Berikut data untuk Kota Mataram.

MATARAM – Warga terjangkit positif Coronavirus atau Covid-19 di NTB semakin bertambah saja. Jumlah kasus penderita Covid-19 di wilayah Bumi Gora hingga 11 April 2020 telah mencapai 33 orang. Kota Mataram diketahui saat ini sebagai daerah penyumbang terbanyak penderita corona diantaranya kabupaten/kota lainnya di pulau seribu masjid ini.

Secara kumulatif, warga sudah positif corona di Kota Mataram tercatat 20 orang. Kabupaten Lombok Timur (Lotim) 6 orang. Kabupaten Lombok Barat (Lobar) 4 orang. Kabupaten Lombok Utara (KLU) satu orang. Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) satu orang. Dan, Kabupaten Sumbawa baru satu orang.

Dari jumlah 20 orang di Kota Mataram, satu orang diantaranya sudah dinyatakan sembuh inisial YT, 46 tahun berdomisili di Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela. Kemudian dua orang dinyatakan meninggal dunia, masing-masing inisial J asal Kelurahan Dasan Agung, Kecamatan Selaparang. Dan inisial YRW, 54 tahun asal Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan. Sisanya 12 orang masih menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dan RSUP NTB.

“Dengan keluarnya hasil tersebut (swab), maka jumlah pasien positif Covid-19 Kota Mataram sebanyak 20 pasien dengan rincian, 17 pasien masih dalam perawatan, satu pasien sembuh, dan dua pasien meninggal,” terang Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh, Sabtu (11/04).

Adapun 17 pasien dalam perawatan tersebut rinciannya, laki-laki inisial M (59) asal Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya. Ia memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram. Lalu, laki-laki inisial LJ (46) asal Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang. Ia juga memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Masih dirawat di isolasi RSUP NTB.

Berikutnya laki-laki inisial MA (51) asal Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela. Ia disebut memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Saat ini masih dirawat di isolasi RSUP NTB. Kemudian perempuan inisial KP (54) asal Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang. Ia tidak memiliki riwayat kunjungan ke luar NTB. Namun disebut suaminya memiliki riwayat kunjungan ke Bali dalam 14 hari terakhir pasien sakit. Pasien juga disebut tidak pernah kontak dengan pasien positif Covid-19. KP masih dirawat di isolasi RSUD Kota Mataram.

Selanjutnya perempuan inisial SL (59) asal Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Selaparang. Ia disebut pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Kini masih dirawat di isolasi RSUP NTB. Kemudian, laki-laki inisial MZ (40) asal Kelurahan Cakranegara Selatan Baru, Kecamatan Cakranegara. Ia memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Saat ini masih dirawat di isolasi RSUD Kota Mataram.

Penderita selanjutnya adalah laki-laki inisial D (53) asal Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang. Ia tidak memiliki riwayat kunjungan ke luar NTB. Namun, memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Masih dirawat di isolasi RSUD Kota Mataram. Kemudian perempuan inisial FBM (39) asal Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela. Ia tidak memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Melainkan kontak dengan orang yang baru pulang dari daerah terjangkit Covid-19. Kini masih diisolasi di RSUD Kota Mataram.

Berikutnya adalah perempuan inisial RM (69) asal Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Selaparang. Pasien disebut tidak memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Namun, ia melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19 dalam 14 hari sebelum yang bersangkutan sakit. RM masih dirawat di ruang isolasi RSUP NTB.

Kemudian perempuan inisial FES (35) asal Kecamatan Ampenan. Ia memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19. Saat ini masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram dalam kondisi baik. Kemudian, perempuan inisial MP (55) asal Kecamatan Ampenan. Ia disebut tidak memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit corona. Namun, ia disebut terjangkit setelah sempat kontak erat dengan pasien positif corona. Masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.

Selanjutnya terbaru adalah perempuan inisial CT (43) asal Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela. Ia tidak pernah berkunjung ke daerah terjangkit Covid-19, namun melakukan kontak erat dengan pesien positif Covid-19 inisial YT yang merupakan klater Bogor. CT masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.

Berikutnya laki-laki inisial FYT (15) asal Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela. Ia juga tidak melakukan kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19, namun melakukan kontak erat dengan pasien positif klaster Bogor (YT). Saat ini masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram. Lalu perempuan inisial DAR (15) asal Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang. Tidak pernah berkunjung ke daerah terjangkit Covid-19, namun ia memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif inisial D klaster Jakarta. Yang bersangkutan masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.

Kemudian perempuan inisial FNH (17) asal Kelurahan Monjok, Kecamatan Selaparang. Disebut tidak memiliki riwayat kunjungan ke daerah terjangkit Covid-19, namun ia melakukan kontak erat dengan pasien positif klaster Jakarta, yaitu D. Saat ini FNH masih dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram. Selanjutnya perempuan inisial PTS (43) juga asal Kelurahan Monjok, Sekarbela. Tidak melakukan kunjungan ke daerah terpapar Covid 19, namun juga melakukan kontak erat dengan klaster Jakarta, inisial D. Saat ini PTS dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Mataram.

Melihat data di atas, maka seluruh kecamatan di Kota Mataram sudah ada warga yang terjangkit positif corona. Untuk itu Pemkot Mataram mengimbau seluruh lapisan masyarakat supaya tetap waspada, dan tenang. Masyarakat diminta mentaati imbauan social distancing, physical distancing, hindari keramaian, kurangi aktifitas di luar rumah, cuci tangan pakai sabun sesering mungkin. Terpenting adalah selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Mataram sudah beberapa kali menggelar rapat koordinasi (Rakor) terkait merebaknya Covid-19. Beberapa langkah pun diambil untuk mencegah penyebaran wabah corona. Termasuk tetap melakukan pelacakan secara intens terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak dengan pasien positif corona. Ini untuk memutus mata rantai penyebaran corona.

“Melakukan tracking secara ketat bagi orang yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 dan dilaporkan ke Wali Kota setiap hari,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Mataram, I Nyoman Suwandiasa, menyampaikan hasil rapat tim pekan kemarin.

Hanya saja, pihaknya tidak bisa menyebutkan jumlah warga yang sudah ditracking oleh petugas. Pasalnya, terus mengalami perkembangan. Yang jelas, tegas Suwandiasa, Satgas sudah banyak mentracking klaster Goa, Bogor dan Jakarta. Sampai sejauh ini, satgas bersama camat dan lurah terus bekerja untuk mencegah penyebaran wabah corona di Kota Mataram.

“Untuk jumlah tidak bisa saya pastikan atau berkembang terus. Tapi yang jelas cukup banyak. Kalau kooperatif dan mengikuti protokol pencegahan serta sikon warga sekitar kondusif, kita persilakan untuk melakukan isolasi mandiri. Tapi kalau tidak kita siapkan tempat isolasi di WN (Wisma Nusantara),” terang dia.

Pemkot Mataram akan melakukan rapid test atau tes cepat. Utamanya bagi warga yang masuk dalam status Orang Dalam Pemantauan (ODP). Kalau hasil tes cepat menunjukkan reaktif maka akan dilakukan isolasi terpusat di Wisma Nusantara. Jika hasilnya tidak reaktif, tetap akan dilakukan isolasi secara mandiri dengan surat pernyataan dan dilakukan pengawasan secara ketat.

“Camat dan lurah wajib melaporkan masyarakat yang pernah datang dari luar daerah kepada tim gugus untuk diperiksa dan dilakukan pengawasan,” tegas Suwandiasa, juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Mataram.

Selain itu, Pemkot Mataram juga akan mengisolasi warga berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang terpusat di RSUD Kota Mataram. “Pemerintah Kota Mataram akan mengumumkan nama jelas pasien positif Covid-19 dan PDP berdasarkan hasil konsultasi dengan Komisi Informasi dan ketentuan informasi dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” sebut Suwandiasa. (zak)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 109

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *