KLU – Persoalan sampah seperti tidak ada akhirnya. Di kawasan wisata tiga gili sampah kerap menjadi keluhan, khususnya di Gili Air yang sering ditemukan menumpuk.
Terhadap itu, warga Gili Air yang juga Ketua Gili Care, HM Taufik meminta agar persoalan ini diberikan solusi segera. Pihaknya menilai jika armada pengangkut sampah menjadi pemicu utama penumpukan karena armada yang mengangkut sangat terbatas.
“Ini kita sayangkan, kami sudah mengumpulkan sampahnya namun lama diangkut sehingga terjadi penumpukan,” ungkap HM Taufik salah saat dikonfirmasi media, kemarin.
Dengan adanya tumpukan sampah yang ada di dermaga Gili Air, ia bersama warga berinisiatif akan merubah sistem dalam pengangkutan sampah ke depan. Dikatakan Taufik, sistem yang awalnya sampah tersebut diangkut dan dikumpulkan di dermaga, kali ini sebelum kapal tongkang pembawa sampah tersebut bersandar baru akan dibawa ke luar, dengan tujuan tidak ada lagi terjadi penumpukan.
“Nanti dari KSM ikut membantu menaikkan sampah itu,” terangnya.
Pihaknya berharap masalah sampah ini tidak terulang terjadi penumpukan lagi. Ia berharap kapal pengangkut yang ada di Gili Air dan di Gili Meno supaya dipisahkan dalam proses pengangkutan.
“Kita ingin dipisahkan Gili Meno ya Gili Meno, begitupun sebaliknya, Gili Air ya Gili Air, biar tidak terjadi keterlambatan yang mengakibatkan terjadi penumpukan sampah ini,” tegasnya.
Lebih lanjut Taufik bersama warga Gili berharap apa yang dijanjikan Pemda KLU pada awal tahun lalu guna menambah kapal pengangkut sampah segera terealisasi.
“Kami menagih apa yang dijanjikan pemda untuk menambah kapal tongkang, tapi sampai saat belum juga diberikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup KLU, Rusdianto saat ditemui awak media Senin lalu, membenarkan adanya tumpukan sampah tersebut. Hal itu akibat dari adanya libur panjang kemudian terkendala kapal pengangkut sampah yang saat ini masih dalam kondisi rusak.
“Di samping terkendala dengan libur panjang Hari Raya Idul Adha, kita terkendala juga dengan kapal pengangkut sampah yang saat ini masih dalam kondisi rusak,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, yang tadinya kapal mengangkut ke Gili Meno, memakai ukuran yang lebih kecil. Hanya saja karena rusak terpaksa perahu sampah yang di Giili Air tersebut menuju Gili Meno terlebih dahulu.
“Sehingga kembalinya tidak maksimal pengambilan sampah yang ada di Gili Air,” terangnya.
“Mudah mudahan cuaca mendukung sehingga hari ini bisa terselesaikan,” harapnya.
Rusdianto juga sudah mengutus Sekdis bersama kepala UPTD langsung turun ke lapangan guna memantau, dan meminta tenaga yang di darat, termasuk yang di TPA bisa digeser guna membantu menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Giili Air tersebut
“Saya minta untuk diarahkan ke sana,” tegasnya.
Terkait dengan kapal pengangkut sampah yang saat ini dalam kondisi rusak tersebut, kata Rusdianto, akibat dari pergesekan antara sesama perahu, dikarenakan pada saat itu ombak besar sehingga moring tempat mengikat tali kapal tersebut bergeser, mengakibatkan bodi hingga mesin kapal tersebut rusak.
“Jadi kemarin itu ombak besar, moring tempat mengikat tali kapal ke geser, jadi saling tabrak antara perahu satu dengan yang lain,” jelasnya.
Akibat kerusakan kapal tersebut kata Rusdianto akan berpengaruh dalam proses pengangkutan sampah yang ada di Gili Air dan Gili Meno.
“Akhirnya kita berinisiatif meminta semua teman – teman untuk ekstra dulu, yang awalnya pengangkutan biasanya hanya sekali, tetapi kali ini bisa sampai dua atau tiga kali,” katanya.
Mengantisipasi hal tersebut Dinas LH pada tahun ini, kata Rusdi, telah menyiapkan pengadaan untuk menambah satu unit lagi kapal pengangkutan sampah. Sementara yang saat ini masih dalam kondisi rusak tersebut kalau masih bisa diperbaiki, akan segera diperbaiki.(dhe)