JHONI SUTANGGA/RADAR MANDALIKA H. Zulkieflimansyah

MATARAM – Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menanggapi santai adanya posisi penjabat gubernur bulan September 2023. Terlebih banyak pihak yang menilai kehadiran penjabat bisa mengganggu kekuatan paket Zul – Rohmi jilid II Pilkada 2024.

 

“Kita realiatis saja dan kita lihat apa (penjabat, red) menggerus bisa iya bisa nggak,” terangnya kepada media, Selasa kemarin.

 

Sebelum Pilkada 2024, pengendali pemerintahan NTB akan dinakhodai penjabat gubernur. Dimana, penjabat gubernur ini akan berkuasa setidaknya setahun. Kewenangannya pun sama dengan gubernur definitif.

Politisi PKS itu mengaku tak ingin terlalu cepat mendeklarasikan diri untuk maju kembali di Pilkada NTB 2024. Bang Zul tidak akan melepas pandangan maupun pendapat masyarakat NTB.

 

“Politik itu terukur, nanti kan kita lihat approval masyarakat. Kalau masyarakat masih suka kita, ya kita lihat,” katanya.

 

 

Sebaliknya, pilihannya Zul -Rohmi tidak akan maju jika muncul banyak penolakan dari masyarakat. “Kalau masyarakat udah enggak suka kepemimpinan kita, kita enggak akan maksa juga untuk maju. Masa orang ditolak masyarakat masih punya ambisi maju, kita realistis,” jelasnya.

 

Bang Zul mengaku lebih percaya terhadap hasil survei. Keputusan dirinya untuk mencalonkan diri kembali atau tidak akan bergantung pada keberterimaan masyarakat terhadap kinerjanya.

 

“Saya juga belum tentu maju, kecuali saya sudah pasti maju,” ungkapnya.

Bang Zul membenarkan memang saat ini daya terima dirinya di masyarakat paling unggul dibanding tokoh-tokoh lain di NTB. Hal itu dikarenakan dirinya masih menjabat sebagai gubernur.

“Ya karena masih inkumben, inkumben selalu diuntungkan. Simpel saja, jangan sok-sok terkenal, jangan sok-sok diunggulkan. Inkumben punya keuntungan itu,” katanya.

 

Bang Zul juga mengungkapkan pengalaman dirinya bertarung di Pilkada menunjukkan bahwa untuk meningkatkan elektabilitas setiap bulan tidaklah mudah. Dirinya pun mengelak anggapan bahwa kuatnya intensitas dirinya turun ke masyarakat menjalang akhir jabatan untuk mengunci simpul-simpul kekuasaan. Ia mengklaim, kebiasaan turun ke masyarakat telah ia lakukan sejak dilantik menjadi Gubernur NTB.

“Orang udah sibuk pileg, sibuk pilpres, belum ada sengketa pileg dan pilpres. Menurut saya, ke depan itu dunianya sudah beda,” sebutnya.

 

Soal nama-nama yang berpotensi menjadi penjabat gubernur, Zulkieflimansyah menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo. Nantinya, akan ada mekanisme pengusulan baik dari DPRD Provinsi, kepala daerah, hingga Mendagri.

 

“Pengalaman kemarin, karena penanggung jawab ini kan Pak Tomsi, bekas Kapolda NTB. Beliau cerita ke saya, banyak rekomendasi yang masuk ke Presiden tapi ternyata Presiden memutuskan yang lain. Sampai tahun depan dinamikanya masih cair dan bisa berubah,” ceritanya.

 

Bang Zul pun secara eksplisit menyebutkan sejumlah figur NTB yang secara administratif lolos kualifikasi menjadi penjabat gubernur. Ada nama Sekda NTB Lalu Gita Ariadi, Rektor UIN Mataram Prof TGH Masnun Tahir, Rektor Universitas Mataram Prof Bambang Hari Kusumo.

“Pak Iqbal Dubes Turki mestinya juga bisa, ada juga yang DPD Pak Nizar,” pungkasnya.(jho)

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 247

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *