PRAYA – Kasus perampokan kian marak terjadi di Kelurahan Gonjak, Kecamatan Praya. Akibatnya, saat ini warga di kelurahan setempat semakin resah. Sementara, sampai dengan saat ini pihak kepolisian dinilai tidak ada tindakan.
Terbaru, kasus perampokan terjadi di Lingkungan Kwang Rundun Timur, Kelurahan Gonjak. Perampokan di tempat ini dalam kurun waktu sangat dekat, terhitung sudah enam rumah digasak. Bahkan ada yang lebih dari sekali dimasuki kawanan rampok bersenjata.
Dari pengakuan warga, satu bulan terakhir terjadi dua kali kasus perampokan yang disertai dengan kekerasan dengan melakukan penyandraan. Warga pun diancam akan dibunuh dengan menodong dengan senjata tajam saat dilakukan penggeledahan oleh kawanan rampok.
Salah satu korban, L Hasan mengatakan, peristiwa ini terjadi Jumat dinihari lalu, korban yang pada saat kejadian belum tertidur pulas nampaknya telah menjadi incaran kawanan rampok.
Diceritakan dia, perampok masuk ke rumah dan lansung menodongkan sebilah pedang dengan mengancam untuk membunuh keluarga korban, pelaku dan menanyakan semua harta benda ditaruh di mana.
“Semua keluarga sudah dikumpulkan di satu ruangan, dan saya yang tidak mau mati konyol melawan dan berteriak minta tolong, sehingga sayapun dikeroyok kawanan perampok di dalam rumah namun hanya lecet sedikit,” ceritanya pada wartawan Radarmandalika.id, Minggu kemarin.
Korban yang melawan dan perampok yang diperkirakan berjumlah lebih dari lima orang ini, nampaknya tidak bisa melakukan penggeledagan harta benda korban, pasalnya korban melawan sambil meminta tolong dan membuat kawanan rampok memilih kabur. Namun berhasil membawa kabur ratusan ribu uang korban. Selain uang, rampok juga membawa kabur handphone, namun anehnya motor beserta kunci yang terparkir di luar tidak dihiraukan pelaku.
Korban lainnya, Hardi juga mengalami kerugian hingga Rp 75 juta, uang itu semua hasil penjualan di toko yang ia simpan di tas berhasil diembat.
“Malam itu sekitar pukul 24.00 wita saya dari toko, sampai rumah pukul 01.30 wita dini hari tidak ada kecurigaan, saya tidur di kamar, ketika sadar semua jendela kamar terbuka, saya lihat banyak jejak kaki sepertinya lebih dari tiga orang,” ceritanya di lokasi yang sama.
Ditambahkan tokoh masyarakat setempat, Herman yang juga merupakan keluarga korban menyesalkan tidak ada tindakan aparat kepolisian. Padahal kasus perampokan ini sudah lama dilaporkan kepada kepolisian.
“Bhabinkamtibmas di Kelurahan Gonjak saya katakan tidak becus, selama banyaknya kejadian tidak pernah ditangani dan turun maupun melakukan pendalaman di bawah, harusnya dicopot saja,” tegasnya kesal.
Herman mengaku sangat kecewa dengan aparat penegak hukum, apabila persoalan ini tidak ada titik terang warga mengancam akan bertindak secara lansung bersama masyarakat.
“Kami sangat sayangkan ini, kok lamban ada tindakan,” katanya tegas.
Sementara, Kepala lingkungan Kwang Rundun Timur, Adnan berharap agar segera aparat turun mengecek keadaan di lapangan. “Kami tetap ronda, namun aparat jarang turun, masyarakat sudah sangat resah,” ungkap Kaling.
Katanya, warga akan tetap melakukan koordinasi bersama RT supaya turun, namun lurah dan polmasnya tidak pernah turun. “Hanya Bhabinsa saja yang sering aktif ke masyarkat,” sesalnya. (tim)