Ruslan Ditemukan di Rumah Kosong dengan Kondisi Terluka
Minimnya lapangan pekerjaan disediakan pemerintah membuat banyak warga Lombok bahkan NTB menjadi buruh migran atau TKI. Tapi ada juga yang pulang dengan kondisi meninggal dunia. Berikut pengakuan keluarganya.
FENDI-LOMBOK TIMUR
KELUARGA Almarhum Ruslan, 45 tahun warga Lepak Timur, Kecamatan Sakra Timur cukup shok mendengar kabar. Ruslan yang merupakan Pekerja Migran Indoensia (PMI) dikabarkan meninggal dunia, (07/09).
Informasi berita duka ini diterima keluarga diketahui secara tiba-tiba, pasalnya almarhum tidak pernah mengalami sakit dan kondisinya selama berkomunikasi dengan keluarga dalam keadaan sehat.
Keluarga almarhum, Herman Jayadi menceritakan, almarhum dikenal ramah dan mudah bergaul, dimana kesehariannya di Malasyia berkeja sebagai pengantar- jemput para pekerja yang hendak bekeja di Malasyia.
Sebelum bekerja sebagai pengantar- jemput, dia sering keluar masuk Malasyia untuk bekerja di ladang dan perkebunan. Dengan bekal pengalaman tersebut almarhum dipercaya sebagai pengantar penumpang.
“Kakak itu ramah sehingga penumpangnya tetap ramai,” ceritanya.
Namun pekerjaan ini rumpanya membawa musibah bagi keluarga, dimana tidak berdasarkan informasi yang diterima keluarga, bahwa almarhum Ruslan meninggal dunia di sebuah rumah kosong di Malasyia dan ditemukan oleh pekerja lain yang kemudian melaporkan kepada kepolisian setempat.
Kemadian korban secara mendadak lantas membuat keluarga menangis histeris dan mempertanyakan sebab kematian korban. Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya korban diduga meninggal dunia karena dibunuh, sebab terdapat luka robet di bagian pundak hingga dada yang diduga bekas sabetan sejata tajam.
“Sampai sini semuanya dijahit,” ungkapnya.
Diceritakannya, setelah menerima informasi kematian saudaranya, kelurga pun akhirnya memutuskan untuk berusaha memulangkan jenazah korban, sehingga Senin (19/09) jenazah korban tiba di rumah duka dan dimakamkan di pemakaman umum Repok Asem di desa setempat.
“Itu yang membuat keluarga tidak membuka kain kapannya, orang tua saja kita tidak beritahu penyebab kematiannya,” tuturnya.
Untuk diketahui, almarhum meninggalkan anaknya lima orang dan juga istrinya. Anak- anaknya juga saat ini ada yang tengah menempuh pendidikan sehingga kondisi ini diakui cukup membuat keluarga terpukul.
Kendati demikian pihak keluarga mengaku menerima kejadian tersebut sebagai musibah sehingga nantinya bisa menjadi pelajaran bagi pekerja migrant Indonesia lainnya.(*)