PRAYA – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bappenda) Lombok Tengah, Jalaludin mengaku sampai dengan saat ini angka setoran pendapatan asli daerah (PAD) dari event WSBK 2022 belum jelas. Sampai sekarang, ITDC harus melakukan rekapan dan laporan resmi terkait event tersebut.
“Memang prosesnya agak panjang, ITDC kan harus ngelapor ke pusat dulu, kemudian turunlah tim akunting dan seterusnya. Baru kemudian ketemu angka PAD yang akan disetorkan,” ungkapnya, Rabu kemarin.
Adapun sumber PAD dari event itu pengelolaan parkir, pajak hiburan (tiket,red) dan catering di dalam areal sirkuit.
“Kita ngak berani berhayal dan meraba-raba angka. Kita hanya menunggu laporan resmi dan terima laporan akuntingnya, kemudian hasilnya disetorkan ke Kasda dan Bappenda mendapatkan laporannya,” terang Jalal.
Jalaludin menceritakan, bahwa dia sempat behtiung dengan Sekda L. Firman Wijaya. Dimana dengan rata-rata taksiran angka normatiif PAD melalui tiket saja. Seperti halnya penonton yang ia hitung di angka 45.000 penonton. Kemudian disandingkan dengan variasi harga tiket yang setelah di diskon 50 persen maka ada tiket seharga Rp 140 ribu (festival, red), Rp 250 ribu dan Rp 500 ribu. Maka, dalam hitungan rata-ratanya mendapatkan angka harga Rp 296 ribu per tiket, sehingga akumulasi 45.000 penonton dikalikan dengan harga rata-rata tiket ketemu angka 13 miliar. Dalam hitungan PAD 13 miliar baru dikalikan dengan 15 persen maka ketemulah angka PAD tiket 1,9 miliar.
“Itu hitungan kira-kira kami saja,” katanya.
Namun belum lagi menghitung PAD dari parkir dan catringnya. Soal item tersebut belum mendapatkan hitungan soalnya masing-masing dikelola oleh anak perusahaan ITDC. Pemkab tidak dapat masuk dalam ranah perhitungan.
“Ya sementara ini kita hanya nunggu saja laporan hasil dan PAD yang disetorkan ITDC ke kita,” tegasnya.(tim)