LOBAR—Terduga pelaku tindakan asusila terhadap anak kandungnya di Sekotong inisial S ternyata tercatat sebagai ketua PAC PDIP Sekotong.
Hal itu membuat partai moncong putih itu mengambil langkah tegas memecat oknum tersebut dari pengurus maupun keanggotaan PDIP. Pemecatan itu ditegaskan Ketua Bidang Kehormatan Partai DPC PDIP Lobar, H Sardian untuk meredam kekacauan di masyarakat yang ditimbulkan atas dugaan kasus asusila oknum tersebut. Sebab dugaan perbuatan bejat itu membuat warga setempat murka dan menghakimi oknum tersebut hingga nyaris meregang nyawa.
“Kami selaku pengurus partai menyesali kejadian ini. Kami menyayangkan hal itu,” ungkap Sardian di hadapan wartawan saat melakukan jumpa pers di ruangan Fraksi PDIP kantor DPRD Lobar, Senin (17/7).
Sebelum mengambil langkah tegas itu, jajaran Pengurus DPC PDIP Lobar sudah melakukan investigasi dan menggumpulkan informasi terkait hal itu. Dari hasil investigasi itu, keluar instruksi dari Ketua DPD PDIP NTB untuk menggelar rapat internal. Sehingga diambil kesimpulan oknum Ketua PAC PDIP Kecamatan Sekotong itu dipecat dari posisinya.
“Keputusan ini untuk menjaga suasana di tengah masyarakat jelang Pemilu tahun 2024, kami tidak ingin masalah ini mencederai nama baik partai. Akhirnya kami mengambil sikap dengan memecat yang bersangkutan sebagai pengurus dan kader partai,” tegas politisi asal Lingsar itu.
Tak sampai itu, pencabutan nama dan berkas yang bersangkutan dari keikutsertaan sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) segera dilakukan. PDIP juga berharap proses hukum yang sedang berlangsung dapat dilakukan secara adil dan transparan. Serta bisa memuaskan semua pihak.
“Untuk aksi main hakim itu juga harus diproses, agar tidak menjadi preseden buruk. Masyarakat harus diberitahu bahwa tidak dibenarkan melakukan aksi main hakim sendiri,” imbuhnya.
Disinggung terkait hasil investigasi partai berlambang kepala banteng itu, Sardian mengaku informasi yang diperoleh pihaknya masih terdapat dua versi. Dimana ada yang membenarkan informasi yang beredar bahwa S diduga telah menyetubuhi anak kandungnya sendiri. Di sisi lain, ada yang mengatakan perbuatan itu tidak terjadi.
“Tapi yang bisa membuktikan benar atau tidaknya hal itu adalah hasil visum yang dilakukan terhadap korban (anak S), benar atau tidak. Kita tunggu proses yang tengah berlangsung,” tegasnya.
Meski demikian, PDIP tak mungkin menunggu proses pemeriksaan itu selesai dilakukan kepolisian. Sebab membutuhkan waktu yang panjang, sedangkan pemilu sudah dekat.
“Apa yang diduga dilakukan oknum tersebut tidak dikaitkan dengan partai. PDIP tidak mentolerir kejadian seperti itu. Kami pun juga tidak mentolerir aksi main hakim sendiri, kita punya APH untuk menindaknya,” ucapnya.
Pihaknya menegaskan tidak ada bantuan hukum yang akan diberikan bagi oknum tersebut. Bahkan pihaknya akan segera melakukan pergantian Bacaleg yang akan ikut dalam Pileg 2024 mendatang.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda NTB, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin menjelaskan, sesaat setelah menerima informasi tersebut Polda NTB melalui Personel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat langsung turun ke TKP yaitu di Dusun Suradadi, Desa Sekotong Tengah untuk melakukan evakuasi terhadap terduga pelaku yang dianiaya masyarakat.
“Personel datang tepat pada waktunya dimana pria yang dianiaya tersebut langsung segera diselamatkan dari amukan warga dan segera dilarikan ke Puskesmas untuk mendapat perawatan,” jelasnya.
Ia menceritakan bahwa pengeroyokan itu berawal dari pengumuman yang disampaikan salah seorang warga setempat melalui pengeras suara di masjid. Dimana masyarakat diminta untuk berkumpul untuk melakukan tindakan atas peristiwa dugaan persetubuhan yang diduga dilakukan oleh oleh S terhadap korban yang merupakan anak kandungnya sendiri.
“Selang beberapa saat masyarakat berkumpul dan langsung melakukan pencarian terhadap terduga (S) yang pada akhirnya ditemukan oleh warga, seketika itu warga langsung menyerang terduga,” ucap AAS sapaan akrabnya.
Namun kejadian tak berlangsung terlalu lama lantaran gerak cepat personel Polsek Sekotong yang dipimpin Kapolsek Sekotong beserta para tokoh masyarakat setempat tiba di lokasi dan menyelamatkan terduga pria paruh baya tersebut.
“Saat tiba di tempat, Kapolsek segera mengumumkan untuk berhenti dan terduga segera diamankan oleh personel dan dilarikan ke rumah sakit,” jelasnya.
Menurutnya, pada kesempatan itu Kapolsek langsung tampil menenangkan suasana, meminta warga untuk segera kembali ke rumah masing-masing. Kapolsek meminta agar kasus ini dipercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
Tindakan selanjutnya, korban yang diduga disetubuhi beserta kakak kandungnya segera didampingi ke Polsek Sekotong untuk membuat laporan polisi. Sementara itu terduga pelaku persetubuhan yang menjadi korban penganiayaan tersebut dijaga ketat personel kepolisian di Puskesmas.
“Korban penganiayaan atau terduga pelaku persetubuhan anak kandung masih dirawat belum bisa dimintai keterangan. Kasus ini akan segera diproses setelah terduga kesehatannya membaik,” jelasnya.
“Sementara itu, situasi di wilayah TKP hingga saat ini masih terpantau kondusif, namun demikian petugas tetap disiagakan di sekitar lokasi,” pungkasnya.(win/jho)