PRAYA – Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Lombok Tengah (Loteng), Baiq Anita Nindiana langsung blusukan memenuhi administrasi kependudukan (Adminduk) untuk warga di Desa Pendem, Kecamatan Janapria, Sabtu (1/4).
Dalam hal ini, dia secara langsung menyerahkan dokumen adminduk berupa KK dan KTP kepada salah satu warga bernama Nurdin di Dusun Jelitong Desa Pendem. Penyerahan adminduk tersebut disaksikan Kepala Desa Pendem, Hasan Basri, yang hadir di lokasi.
Sekarang, Nurdin bersama istrinya Saidah dan anaknya Patiah kini menjadi penduduk Dusun Jelitong, Desa Pendem. Seperti diketahui, Nurdin yang notabene asal Desa Pendem sudah lama merantau dan tinggal di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Dan, terdata sebagai penduduk Nunukan.
Tapi belakangan, bersangkutan kembali pulang bersama istri dan anaknya dan tinggal di Desa Pendem, Lombok Tengah. Saat pulang ke kampung halaman, keluarga itu tanpa mengantongi dokumen adminduk Lombok Tengah.
“Karena tempat tinggalnya di sini (Desa Pendem), kami bersurat kepada Kepala Dukcapil Nunukan, untuk dipindahkan ke alamat Desa Pendem. Akhirnya langsung respon-nya cepat dari sana, langsung dipindahkan,” ujar Anita.
Dengan surat pindah itu, kata dia, pihaknya di Dinas Dukcapil Loteng bisa membuat dokumen adminduk berupa KK dan KTP untuk anggota Nurdin. “Akhirnya sekarang dia jadi penduduk Desa Pendem,” terang Anita.
Perempuan berjilbab ini mengatakan, kalaupun ada kekeliruan pada dokumen KTP dan atau KK yang sudah diterima Nurdin, nanti Dukcapil Loteng akan melakukan perbaikan. Yang penting, terang Anita, bersangkutan sudah pindah alamat dan menjadi penduduk Desa Pendem. Dengan begitu, ia nantinya bisa menerima bantuan dari pemerintah.
“Jangan sampai masyarakat kita ini hidup miskin. Padahal kita mau mengentaskan kemiskinan, tapi tidak bisa kita bantu karena identitasnya tidak ada,” jelas Anita.
Kadis langsung turun ke lapangan bersama kumpulan ibu-ibu peduli duafa. Selain menerima dokumen adminduk, Nurdin juga menerima bantuan sembako berupa beras, mie instan dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan di bulan Ramadan.
“Supaya dia dapat melewati bulan puasa ini dengan lancar,” kata Anita.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa dokumen adminduk sangat penting bagi warga masyarakat. Apapun yang mau dikerjakan, menjadi penduduk masyarakat Loteng harus memiliki identitas baik KK maupun KTP. Kalau ada warga yang belum memiliki dokumen adminduk, diminta silakan lapor ke Dinas Dukcapil Loteng.
“Saya harap kepala desa- kepala desa yang lain seperti pak Kepala Desa Pendem sangat peduli dengan adminduk masyarakatnya,” katanya.
“Dia tidak bisa mendapat bantuan dari pemerintah kalau tidak memiliki identitas kependudukan,” tambah Anita.
Di lokasi yang sama, Kades Pendem Hasan Basri menyampaikan terima kasih kepada Kadis Dukcapil Loteng yang langsung blusukan memenuhi serta menyerahkan dokumen adminduk kepada salah satu warganya. “Dibantu adminduk ini aja sudah luar biasa,” ucapnya.
Sementara dari kumpulan ibu-ibu peduli kaum duafa, Widya Astuti menyampaikan terima kasih terutama kepada Kades Pendem yang antusias dan melakukan komunikasi dengan Kadis Dukcapil Loteng dalam rangka mengurus dokumen kependudukan warganya. Sehingga warga Desa Pendem nantinya bisa mendapat bantuan dari pemerintah dalam rangka pengentasan kemiskinan.
“Kami dari kumpulan ibu-ibu peduli duafa ikut juga sedikit berbagi untuk mengunjungi keluarga di sini (keluarga Nurdin, red), dan berharap semoga ke depannya ada bantuan-bantuan lagi dari warga yang lain untuk peduli terhadap sesama,” katanya.
Sedangkan dari keluarga Nurdin, Selamet Riadi mengucapkan terima kasih kepada Kades Pendem dan Kadis Dukcapil Loteng yang membantu dalam mengurus dokumen adminduk. “Alhamdulillah dengan adanya bantuan dari bu Kadis langsung dan terutama pak kepala desa dan pak kadus yang mengkomunikasikan hal ini. Kami dari keluarga sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya,” ucapnya.
“Dalam penuntasan kemiskinan ini Alhamdulillah sangat responsif baik dari pemerintah desa. Kemudian dari perkumpulan ibu-ibu peduli duafa yang telah menyalurkan bantuan untuk orang tua kami, kami dari keluarga sangat terbantu,” tambahnya.
Dia mengutarakan, keluarganya atas nama Nurdin memang sejak umur 14 tahun sudah meninggalkan kampung halaman untuk merantau. “Kami kehilangan kontak. Saya ingat dulu waktu saya masih kelas 4 SD beliau pulang, hanya itu saya ketemu sama beliau (Nurdin, red). Kemudian ini adalah pulangnya yang kedua. Beliau sudah tua baru pulang,” tuturnya.(zak)