Gantung Diri Dalam Kamar Mandi

  • Bagikan
gantung
IST/RADAR MANDALIKA MEMERIKSA: Polisi saat melakukan pemeriksaan di TKP, Sabtu (28/03).

PRAYA— Seorang pemuda inisial NT warga Desa Dermaji, Kecamatan Kopang nekat mengakhiri hidupnya, Sabtu (28/3). Pemuda yang masih duduk di bangku SMA itu mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamar mandi.

Korban baru diketahui sekitar pukul 18.20 wita oleh ibunya. Melihat anaknya tergantung, dia langsung berteriak meminta tolong pada warga sekitar.

Kasat Reskrim Polres Loteng, AKP Priyo Suhartono membenarkan adanya kejadian bunuh diri itu. Pihaknya yang mendapatkan informasi sudah turun melakukan pemeriksaan maupun olah TKP.

“Kami sudah melakukan pemeriksaan.  Memang benar kalau korban meninggal dunia karena gantung diri,”  ujarnya, kemarin.

Ia menjelaskan, saat ditemukan ibunya, korban sudah dalam posisi gantung diri. Warga yang mendengar teriakan ibu korban, langsung menuju rumah lokasi untuk melihat kondisi korban.

“Setelah sampai di rumah korban, warga sudah menemukan korban yang sedang dipeluk oleh ibunya dalam keadaan posisi tergantung dan sudah tidak bernyawa,” ungkap AKP Priyo Suhartono.

Atas kejadian tersebut, warga bersama ibunya langsung menurunkan korban dan membawanya ke ruang tamu. Selanjutnya dari dokter yang berada di Puskesmas Muncan dilakukan pemeriksaan secara medis dan korban ditemukan luka memar di bagian leher bekas tali yang digunakan gantung diri itu.

“Dari hasil serap informasi di lokasi kejadian bahwa korban pulang dari Bali untuk liburan Jumat (27/3) sekitar jam 18.30 wita. Saat itu korban pulang dalam keadaan sehat,” terangnya.

Hanya saja, karena korban sudah melakukan pemeriksaan dan diberikan himbauan untuk tidak keluar lagi, korban sempat dimarahi ibunya. Sehingga diperkirakan korban mengalami stres dan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

“Memang korban sempat dilarang keluar rumah. Makanya kemungkinan korban mengalami stres akibat dimarahi sama orang tuanya,” terangnya.

Priyo menegaskan jika keluarga korban sudah menerima kematian korban sebagai sebuah musibah. Sehingga keluarga sendiri menolak untuk dilakukan otopsi. Sementara dari saran medis agar pada saat dilakukan pemandian jenazah agar menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) standar kesehatan.

“Korban sudah dimakamkan di pemakaman setempat,” terangnya. (jay)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *