PRAYA – Wacana penghapusan gelaran World Supberike (WSBK) dari Sirkuit Mandalika mendapat reaksi dari berbagai pihak. Forum Kepala Desa (FKD) Lombok Tengah (Loteng) pun bersuara terkait polemik tersebut. Alasan ajang WSBK dicoret karena membuat keuangan negara rugi dinilai bukan lantaran even yang digelar melainkan berada pada manajemen pengelola kawasan itu sendiri.
Ketua FKD Loteng, Suasto Hadiputro Armin mengatakan, pihaknya sangat tidak setuju dengan rencana penghapusan WSBK dari Sirkuit Mandalika. Sebab menurutnya gelaran WSBK tersebut memiliki dampak langsung bagi masyarakat sekitar. Dimana dapat menjadi peluang kerja maupun peluang bisnis bagi para pelaku pariwisata.
“Pendapat saya sangat tidak setuju,” tegasnya pada Radar Mandalika, kemarin.
Menurutnya jika pemerintah menilai gelaran tersebut tidak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, juga adanya kerugian dari gelaran even tersebut, harus dilakukan evaluasi terhadap managemen yang menjadi penyelenggara event tersebut sehingga ada perbaikan dan bisa menutupi kerugian dari even sebelumnya.
“Jika WSBK tidak mempengaruhi atau tidak berdampak terhadap pertumbuhan atau peningkatan ekonomi rakyat tentunya bukan menghapus WSBK, namun melakukan evaluasi terhadap management WSBK tersebut,” tegasnya.
Hal ini jelasnya perlu dilakukan untuk mengetahui secara detail persoalan yang dapat mengakibatkan kerugian dari gelaran even tersebut. dengan demikian akan bisa dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap managemen tersebut demi bisa meraup keuntungan lebih dari even bergengsi tersebut.
Untuk diketahui, Sirkuit Mandalika kembali menyita perhatian banyak pihak setelah pihak pengembang kawasan dalam hal ini ITDC membeberkan jumlah utang mencapai Rp 4,6 triliun dari proyek pembangunan sirkuit bertarap internasional tersebut.
Akibatnya pihak pengembang ingin mengajukan penyertaan modal Negara (PMN) kepada pemerintah pusat untuk terus mengembangkan kawasan tersebut. Bahkan pihak pengembang juga berrencana akan menghapus gelaran WSBK dari Sirkuit Mandalika lantaran kerugian yang dialami pada setiap gelaran even tersebut disebut sebesar Rp 100 miliar.(ndi)