ilustrasi

MATARAM – Dari sepuluh mahasiswi yang menjadi korban pencabulan, empat diantaranya ngaku sudah disetubuhi oknum yang ngaku berprofesi sebagai dosen. Hal ini diungkapkan Direktur BKBH Unram, Joko Jumadi dalam podcast dengan Radar Mandalika Official, Kamis siang kemarin.

“Enam korban ini merupakan satu kelompok, tapi empat yang mengaku pernah disetubuhi,” terangnya.

Joko menceritakan kronologis sesuai disampaikan para korban kepada dirinya. Tepatnya bulan Maret 2022 kemarin telah datang kepada dirinya enam mahasiswa, ada dari Unram ada juga dari kampus lain di Mataram. Enam mahasiswa ini melaporkan jika mereka sudah mendapatkan perlakuan kekerasan seksual oleh seorang pria berusia 64 tahun asal Mataram. Kepada dirinya, mahasiswi ini mengaku sampai pada disetubuhi pelaku.

Awal mula pelaku mengenal para korban dengan cara tiba-tiba nimberung di enam kelompok itu. Sejak itu, pelaku mulai meminta nomor kontak masing mahasiswa. Setelah memperoleh nomor HP, satu persatu mulai dihubungi dan menanyakan setiap kendala. Baik menyusun skripsi, masuk kuliah hingga persoalan masing para mahasiswa. Kepada para korban, pelaku mengaku menjadi seorang dosen, korban percaya karena di KTP pelaku dikuatkan dengan dua dimiliki pelaku, SH. MH.

“Dari situ masuk pelaku, setiap persoalan pelaku bantu mahasiswa ini menyelesaikan,” ceritanya.

Dengan berjalannya komunikasi dengan para korban, enam mahasiswa ini pun sempat diajak ke rumah pelaku di wilayah Mataram dengan dalih membantu mereka menyelesaikan skripsi dan tugas kampus lainnya. Demi memuluskan niat jahatnya, para mahasiswa ini diminta untuk nginap di rumah pelaku. Pelaku mengaku sudah menyiapkan fasilitas lengkap, wifi, computer dan lainnya.

“Pelaku mulai beraksi, satu orang dipanggil di ruang berbeda di sana memang modusnya membantu setiap apa saja jadi persoalan mahasiswa. Tapi pada akhirnya arahnya ke sana,” kata Joko.

Selanjutnya, aksi ini dimulai dengan cara menawarkan trafi kepada korban, baru di sana pelaku beraksi. Sementara korban lain tentu pelaku juga menggunakan cara-cara yang beragam.

“Permainan pelaku ini cantik, dan herannya saya pelaku meniduri semua korban di rumahnya. Tidak pernah di luar,” ungkapnya.

 

Dari pengakuan para korban, sampai dengan saat ini mereka tidak ada yang hamil sekalipun perbuatan itu dilakukan berulang kali oleh pelaku. Namun di balik kasus ini, para korban semua sempat diberikan minuman racikan layaknya jamu.

“Semua ngaku begitu, kami curiga ada apa-apa di dalam minuman itu. Pengakuan setelah mereka minum dampaknya merangsang,” ceritanya lagi.

Namun sampai dengan saat ini, Joko masih menunggu hasil uji lab minuman yang diberikan itu. Sementara itu, orangtua para korban tidak ada yang mengetahui kejadian ini. Pihaknya masih merahasiakan.

“Kemarin kami laporkan lagi kasus ini ke polda dengan pasal berbeda. Saya yakin penyidik Polda NTB mampu menindaklanjuti kasus ini,” yakinnya.

Sementara itu, pelaku informasi yang diterima sudah cerai dengan istrinya. Tapi pelaku sekarang tidak menempati rumahnya, suasana di sana sepi menurut cerita warga sekitar.”Informasi pelaku ke rumah istrinya di Sumbawa,” tuturnya.

Joko memastikan, masih ada korban lain atas perbuatan bejak pelaku. Bahkan di tahun 2019, Joko pernah menerima aduan mahasiswa asal Sumbawa yang dicabuli pelaku yang sama.

“Predator ini harus ditangkap,” pintanya tegas.(red)

 

 

 

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 303

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *