PRAYA – Dandim 1620 Lombok Tengah (Loteng) mengklrarifikasi beredarnya video mengenai dua orang anggota TNI Kodim 1620 Loteng yang membawa laras panjang saat aksi protes warga terhadap lahan investor asing yang berada di proyek Samara Hill Desa Montong Ajan Kecamatan Praya Barat.

“Yang jelas saya tidak ingin prajurit saya berkonflik berbenturan dengan masyarakat. Saya secara pribadi tidak menginginkan demikian,” kata Dandim 1620 Loteng, Letkol Kav Andi Yusuf Kertanegara.

Ia memberi contoh seperti halnya di Bandara Lombok. Demikian halnya belum lama ini beredar video anggota TNI dalam aksi protes warga tersebut. Dikatakan, itu kesalahannya pasukan yang terkena video karena sedang patroli dan anggota bawa senjata. Dan, video itu diambil singkat tanpa ada penjelasan apapun.

“Makanya kita suruh security yang maju melerai masyarakat yang mendekati alat berat, bahkan yang ngirim video pertama kali yang ngasih tau kami, kita bersama masyarakat, kita ini kan bantu masyarakat untuk bela kepentingan umum. Bahkan kejadian ini itu juga bukan kita sendirin menyelesaikannya, ada juga Bhabinkamtibmas dan juga kepala desa,” ungkapnya.

Pihaknya menyatakan tidak ada kepentingan apapun dalam persoalan ini. Bahkan ia memisalkan ibu-ibu yang mempermasalahkan Samara Hill ini dipersilakan. Ia juga mendorong masyarakat yang akan menuntut pihak samara supaya menempuh jalur hukum.

“Kita ini kan bantu masyarakat apabila ada masalah. Kita kumpulin lewat Bhabinsa mencari jalan tengah. Kasian juga kita kan sama masyarakat, hanya bantu ngomong mediasi aja, bantu duit juga kita gak bisa, kita sambungkan bersama Samara supaya mencari jalan tengah. Kita mau dikasih duit atau tanah juga gak ada sama Samar. Kita hanya ingin semua aman saja. Karena disaat aman antara citra Daerah loteng aman maka akan bagus, hanya menjaga nama baik Daerah saja intinya,” bebernya.

Sementara Danramil 1620-04 Praya Barat, Kapten Inf Wage Rudolf menceritakan asal muasal video tersebut. Awalnya, prajuritnya semulanya berencana melakukan patroli ke arah itu di dua kecamatan yakni Praya Barat dan Praya Barat Daya.

Begitu sampai di atas tanjakan Torok Aik Belek, pihaknya melihat masyarakat beramai-ramai turun dan terpancing sebagai pengaman dan ingin tahu yang terjadi. Setelah mengikuti masyarakat yang masuk ke dalam kawasan Samara Hill, pihaknya bersama prajurit hanya melihat dari jauh tanpa bersinggungan dengan masyarakat. Kemudian divideokan saat ada protes warga dan prajurit yang patroli yang membawa senjata yang ditampilan dengan video pendek tidak utuh.

“Kita hanya patroli dan ketemu kondisi demikian. Kita hanya melakukan langkah antisipasi hal yang tidak diinginkan. Kita tidak akan mungkin bentrok dengan masyarakat, itu mustahil. Dan kita di posisi tengah, kepentingan masyarakat kita akomodir dan PT juga kita akomodir. Kita posisi tengah-tengah intinya tidak memihak kepada pihak lain, karena posisi kita sebagai pengaman,” tandasnya. (tim)

100% LikesVS
0% Dislikes
Post Views : 609

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *