BUYUNG/RADAR MANDALIKA PANTAU: Ketua Pokdarwis Desa Lantan saat memantau pembuatan kolam renang.

Sulap Eks Pabrik Kopi Jadi Spot Wisata Baru

Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di desa. Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara membuka spot wisata baru. Berikut catatannya.

BUYUNG-LOMBOK TENGAH

PAGI hari yang cukup mendung, wartawan Radar Mandalika berkesempatan untuk mendatangi desa dengan seribu potensi di ujung utara. Pemerintah Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara di masa pandemic terus memunculkan inovasi guna meningkatkan perekonomian warganya. Kali ini warga mempu menyulap bekas pabrik kopi menjadi spot wisata rekreasi yang menawarkan fasilitas seperti kolam renang, camping ground, taman bunga, dan out bound.

 Ketua Pokdarwis Desa Lantan, Khaerul Fahmi mengatakan, lokasi yang tadinya adalah pabrik kopi pada tahun 1987 silam, dan vakum di tahun 1990 gara-gara digugat oleh warga setempat. Oleh karena itu, tahun 2020 kemarin, Pemdes melalui Lembaga Pokdarwis telah memulai pengembangan potensi wisata di wilayah tersebut.

Kata dia, spot tersebut nantinya akan menjadi salah satu daya tarik untuk para wisatawan lokal maupun mancanegara. Pihaknya saat ini tengah melakukan penataan sekaligus pembersihan guna merangsang minat pengunjung untuk datang pada saat lounching di bulan Februari 2021 nantinya.  Saat ini melalui dana alokasi khsus dari Dinas Pariwisata, pemdes telah memfasilitasi para pemuda anggaran total Rp 800 juta untuk penataan spot wisata tersebut. Namun, hampir seluruh proses pengerjaan pengembangan wisata ini dilakukan dengan swadaya dari pemuda desa sekitar.

“Kalau pakai tenaga orang yang dibayar kemungkinan kita akan habiskan hampir mencapai ratusan juta. Tapi untuk pengembangan wisata kali ini murni tenaga swadaya pemuda dan masyarakat,” sebutnya.

Dia menyebutkan, di lokasi saat ini para wisatawan telah diberikan fasilitas seperti kamar mandi, berugak, lapak jajanan lokal, dan musala. Untuk penataan lokasi wisata tersebut mulai di kerjakan sejak bulan November tahun 2020 lalu, dan sampai saat ini Pemdes tengah merampungkan pengembangan wisata untuk nantinya akan dilakukan serah terima dari Dinas Pariwisata Lombok Tengah.

Dia mengatakan, untuk pembangunan wisata lokal saat ini pihaknya hanya bekerjasama dengan pemerintah daerah. Maka dari itu, pihaknya berharap semoga ada investor yang ingin membantu meningkatkan potensi yang luar biasa tersebut.

“Kebutuhan dan kosep kita terlalu besar. Makanya kita pengen ada investor yang support ide kita ini,” ungkapnya.

Ke depannya, ia bersama tim yang mengelola spot tersebut berencana akan membuat air terjun buatan. Pasalnya, selama ini air yang mengalir dari atas spot tersebut terbuang sia-sia ke sungai yang ada di bawah, maka dari itu dirinya berencana untuk menampung air tersebut menggunakan kanal tubing. Dan untuk mewujudkan konsep ini pihaknya saat ini tengah membutuhkan suntikan anggaran sebesar Rp 1 miliar 500 juta rupiah. 

Ia menambahkan, sementara ini personel aktif Pokdarwis berjumlah 41. Hasil dari pengelolaan wisata ini nantinya akan masuk ke PAD. Pihaknya sendiri mentargetkan pemasukan dari satu spot wisata nantinya sebesar Rp 30 juta perbulan. Dan nantinya ia berencana memasukan 20 persen dari total income bersih yang di dapat dari penjualan tiket dan lain sebagainya ke Pendapatan asli desa (PAD), dan 80 persen masuk ke pengelolaan wisata yang di kelola Pokdarwis seperti biaya operasional, insentif anggota pokdarwis, dan pengelolaan.

Harapannya, dengan adanya hal ini semoga perekonomian anggota Pokdarwis dan seluruh masyarakat di Desa Lantan mendapat imbas yang baik dari pengembangan potensi wisata yang ada saat ini. ia juga menyebut visi misi anggota Pokdarwis kedepannya nanti akan membuat Desa Lantan memiliki iconik Desa Wisata.(*)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 290

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *