MUHAMAD RIFA’I / RADAR MANDALIKA RAPAT : Bupati Lotim saat menegaskan tidak ada salat Id dalam rapat, Kamis kemarin.

LOTIM  – Bupati Lombok Timur (Lotim) HM Sukiman Azmy menegaskan, Ramadan tahun ini tidak ada salat Hari Raya Idul Fitri. Baik di masjid, musala, lapangan, atau lainnya. Salat Id di rumah masing-masing. Demikian ditegaskan bupati saat memimpin rapat koordinasi dengan camat, kapolsek, danramil, dan pihak terkait lainnya di masjid kantor bupati setempat, Kamis (21/5) lalu.

“Dasar, sumber dan pertimbangan sudah ada. Karena salat Id sunnah muakkad. Jumatan yang wajib saja digugurkan, apalagi yang sunnah. Bukan membandingkan, tapi keselamatan itu lebih penting,” tegas Sukiman.

“Dari sekarang mulai sosialisasikan. Termasuk tidak boleh ada berkaitan dengan Idul Fitri seperti takbiran keliling,” tambahya.

Sukiman mengatakan, melonjaknya warga NTB terpapar kasus korona, sehingga banyak pihak sarankan, tidak membuka masjid untuk pelaksanaan salat jumat. Tapi kata Sukiman tetap menegaskan, kebijakan salat jumat tetap diambil dan tetap dilaksanakan. Kenapa ucapnya, karena salat jumat, operasi perbatasan, rapid test berbasis pasar, bagian dari salah satu rangkaian kajian ilmiah.

Seperti halnya operasi perbatasan, dari dua pintu masuk jalur Sukaraja Jerowaru hanya satu pengendara dirapid test non reaktif, jalur Jenggik Kecamatan Terara empat orang terjaring rapid test dengan hasil negatif. Sementara 38 orang warga dari luar Lotim, suhu badannya diambang batas, tidak mau rapid test sehingga diminta balik.

Sedangkan hasil skrining di delapan apsar besar, disatu pasar dari 1700 yang dicek suhu badannya, hasilnya hanya empat, itu pun non reaktif. Ada pula satu pasar dengan jumlah pedagang dan pengunjung sampai 300 hasilnya nol sama sekali.

“Ini yang dimaksud kajian ilmiah. Jika ada pihak tertentu meminta menutup hari jumat (hari ini red), pemda katakana tidak. Semua kita lakukan sesuai Standar Operasional dan Prosedur (SOP),”tegas Sukiman lagi.

Bahkan mantan Dandim 1615 Lotim ini, Senin akan datang, dilakukan rapid test berbasis Aparatur Sipil Negara (ASN). Kepala OPD diminta semua staf dikumpulkan. Sukiman tidak menerima alasan ASN untuk tidak masuk. Kecuali sakit berat menyebabkan tidak bisa masuk kantor.

“Kita ingin lakukan kajian ilmiah, sejauh mana perkembangan virus korona di Lombok Timur. Hasilnya seperti apa. Sehingga bisa memutuskan nanti kita sudah bebas dari terbebas atau tidak,”ucapnya.

Dikesempatan itu, Bupati kembali menandatangani edaran, memperketat jam operasional toko yang dilihatnya langsung, pengunjung sampai berjubelan. Sebelumnya jam operasional dibatasi hingga pukul 18.00 Wita, sekarang dari pukul 09.00 Wita sampai pukul 15.00 Wita. Ia tak ingin menutup total aktivitas jual beli sandang pangan, dapat mengakibatkan ekonomi stagnan.

“Asumsi kami kenapa dibuka jam 09.00 Wita, karena dijam itu terbit matahari. Korona takut panasnya matahari. Jadi logika kita berpikir,”tandas Sukiman.

Pada kesempatan itu, Komandan Kodim (Dandim) 1615 Lotim, Lektol Inf Agus Prihanto Donny, menambahkan, penekanan Danrem, Kapolda dan Gubernur NTB, mengantisipasi kegiatan baik sebelum dan pasca IeD sudah jelas. Tentunya, harus diketahui dan dilaksanakan bersama. 

Yang perlu digaris bawahi sambung Donny,, menjelang idul fitri, semua tempat ibadah harus menjadi perhatian serius. Terlebih, pasca dikeluarkan peraturan menteri agama dan fatwa MUI, SK Gubernur NTB, tentang pengetatan rangkaian pelaksanaan Ied. Gubernur, kapolda, Danrem, akan melaksanakan berbagai upaya pembatasan pelaskanaan salat ied.

“Jajaran dibawah telah mulai sosialisasi ditengah masyarakat. Jadi, sepahit apa pun, harus dilaksanakan, karena itu adalah ikhtiar,”pungkasnya.

Pantauan Radar Mandalika, saat pembukaan masjid sekaligus rapid test berbasis masjid kemarin, di 276 masjid se-Lotim, tampak disambut kegembiraan masyarakat. Salat jumat, sesuai dengan protokol kesehatan.  (fa’i)

50% LikesVS
50% Dislikes
Post Views : 213

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *